Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas, Trainer, Personal Coach, Terapist, Hipnoterapist, Pembicara, Online Marketer, Web Design

Praktisi Kehidupan, Kompasianer Brebes www.azizamin.net Founder MPC INDONESIA www.mpcindonesia.com WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat Hubungan Belajar dan Pintar

9 Juni 2020   10:39 Diperbarui: 9 Juni 2020   10:35 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Loh, bagaimana dengan pepatah lama yang mengatakan " Rajin belajar biar pinter ", wah saya bisa kualat kalau saya kritisi ini pepatah wkwkwkw walaupun jujur saya melihatnya ada yang ditutupi dari pepatah diatas.

Orang tua kita dulu sangat memahami biar kita anggak setres ada beberapa kalimat yang dikemas dengan bahasa kiasan, dengan bahasa pepatah, saya melihatnya pepatah " rajin belajar biar pinter " itu buakan sebuah kepastian.

Sebuah contoh, saya punya teman tepatnya kakak kelas saya dulu di SMP, ia orang yang sangat baik, menjadi kakak dan sahabat saya, tapi saat ia lulus kuliah bahkan ia tidak mampu mengerjakan tugas tugas sederhana yang seharusnya bisa dikerjakan dia dengan gelar akademik yang disandangnya.

Apa ia tidak belajar ?, secara formal ia belajar dan sangat terpelajar tentunya dan kuliah di perguruan tinggi yang sangat terkenal di level nasional, saya tidak tahu bagaimana proses ia belajar dan bagaimana kejadiannya, saya hanya melihatnya bahwa belajar tidak menjadikannya pintar, teman saya menjadi awal saya tertarik memahaminya bagaimana hubungan belajar dan pintar.

Ditempat yang berbeda saya melihat banyak sekali bahkan sekarang sangaaaat banyak sekali, banyak orang yang telah belajar pemberdayaan diri, ilmu motivasi, ilmu terapi sampai belajar skill ( ketrampilan ) lagi -- lagi ada beberapa kasus yang dipertemukan dengan saya ia justru malah menjadi ;

  • Keminter ( seperti orang pinter, songgong dan menariknya ia nggak merasakan itu )
  • Bingung ( seperti orang stress yang merasa dibohongi dengan materi pelajaran, padahal teman yang lainnya mampu melakukannya )
  • Cukup Tahu ( ia sangat piawai menjelaskan tapi sama sekali tidak ada manfaat baginya karena ia merasa tidak bisa melakukan apa yang ia ketahui )
  • Dan masih banyak yang ternyata ... " belajar tidak serta membuatnya pintar "

Ach masa sih ? , pasti adalah yang belajar tapi pintar, itu mereka semua yang jadi pejabat, pemimpin negara, DPR, konglomerat dll pastai mereka belajar sehingga mereka pintar.

Sabar...., Tentunya memang ada jauh lebih banyak orang ang belajar terus pintar, tapi... kepintarannya bukan serta merta karena belajar secara formal ( membaca, berguru, atau apapun yang disadari sebagai proses belajar dan mengajar ).

Maksudnya adalah bahwa mereka yang berhasil pintar adalah orang orang yang siap dan mau mengambil pelajaran dalam hidupnya, mau secara istiqomah dan konsisiten belajar baik formal maupun tidak yang ada kunci yang mewujudkan ia menjadi pintar, menjadi cerdas setelah belajar adalah " konsisten mau mempraktekkan hasil belajarnya ".

Ya, selama belajar hanya proses formal membaca, melihat dan memahami maka saya jamin outputnya atau keluarannya menjadi anda seorang yang tahu dan mengerti tanpa bisa mempraktekannya.

Apa yang harus anda lakukan sekarang ?

Apapun proses kehidupan, apapun yang anda pelajari, yang anda baca dan anda sedang kerjakan #bahagiaaja dan jadikan media belajar baik secara formal dan tidak dan " konsistenlah mempraktekkan hasil belajarnya " dan menjadikan media belajar dan lajutkan " konsisten mau mempraktekkan hasil belajarnya lagi " sampai anda menjadi ahlinya ahli, menjadi pintar dan cerdas dalam menggunakan apapaun keilmuan yang anda pelajari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun