Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wahana Bermain Baru di Tengah Bencana

3 Juni 2020   16:52 Diperbarui: 3 Juni 2020   17:05 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Brebes [KomBes] - Banjir rob pantai utara masih asik jadi ulasan disaat pandemi covid 19 udah mulai menjemukan didengarkan.

Tetap #dirumahaja, #jagajarak dan #jagakebersihaN ikuti protokol kesehatan dan penanggulangan bencana covid 19 sesuai anjuran pemeritah dan bagi anda yang tinggal di kota / kabupaten yang sudah menerapkan #NewNormal tetap waspada, tenangvdan jangan panik.

Kembali ke bahasan rob atau naiknya air laut saat pasang sesuai reportase yang telah saya tulis kemarin bahwa kompasianer punya peranan penting untuk mewartakan informasi yang ada di masyarakat.

"Corong Warga" ya saatnya sebagai komunitas jurnalis warga maka penting untuk bisa berkontribusi dengan menyuarakan pada masyarakat luas dan semoga setidaknya akan memberikan dampak positif, dengan catatan harus berimbang.

Dok. Tofik
Dok. Tofik
Hari ini tim kompasianer brebes dan relawan pemerhati, dan pemggiat kegiatan sosial serta ormas yang tergabung di group whatapp Nabung Kemanusiaan Brebes bergerak ke arah losari Kabupaten Brebes.

Ini terkait bahwa sejatinya banjir rob itu air datang dari laut, artinya saat pantai randusanga banjir pastilah sepanjang jalur pantai utara di brebes bisa jadi sama mengalami kondisi yang sama.

Saya akan melompat sebentar melihat bagaimana kondisi di Prapag Lor yang sama halnya dengan reportase kemarin di randusanga, air jam 16:00 sudah naik deras.

Artinya bahwa sejatinya banjir rob memang sering dianggap dan dipandang hal yang lumrah atau biasa, hanya perbedaannya adalah memang biasa atau terpaksa membiasakan diri dalam kondisi seperti ini tiap tahunnya, tentu beda kalau mereka yang punya tabungan banyak dan rumah kebanjiran ( posisi rumah sudah tinggi ) banjir rob nggak begitu mengganggu, kan cuma berapa jam air naik nanti surut juga.

Tapi coba bayangkan mereka yang rumahnya menggunakan rumah semi permanen, air masuk dan posisi rumah rendah tentu menjadi persoalan tersendiri khususnya untuk memenuhi kebutuhan hidup, apalagi secara ekonomi di masa pandemi tentu sensasinya beda. Hal ini yang menjadikan perlunya kita bergandeng tangan dan sinergy untuk melihat sisi dalam hati kita sejauh mana kita peduli dengan hal yang sudah terlanjur dianggap hal yang lumrah.

Menariknya berbeda dengan anal anak pesisir dan anak pantai yang sudah sangat kenal dan akrab dengan banjir tahunan atau banjir rob, bagi mereka oni saat yang repat untuk bahagia, untuk bebas mengekspresikan diri.

Laut terlalu dalam dan asin, air rob jadi wahana bermaen baru bagi anak anak pantai, bahagia pasti, senang tentu yang pasti tidak ada terpikir apa yang ada dalam benak dan pikiran para orang dewasa, banjir rob memang punya dua sisi sisi negatif dan positif.

Setidaknya ada banyak petanibtambak yang nangis karena seisi tambak merasa mendapat kebebasan disaat PSBB ia bebas keluar tambak masuk tambak orang bahkan kelaut sekalipun bebas dan menangislah yang punya tambak, tapi sisi lain ada banyak ikan yang silaturahim masuk rumah dan di jalanan dan ini jadi kebahagiaan bagi para pemancing yang walaupun harus berjibaku dengan air yang kadang mogok.

Terakhir, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari banjir rob tahun ini dan semoga kedepan banjir rob telah disiapkan solusi terbaiknya.

Aziz Amin | Kompasianer Brebes KBC-10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun