Bukan karena efek covid 19 yang belum usai, bukan pula karena masa persiapan tatanan New Normal dah mau selesai, pastinya ini hanya soal perubahan pola kehidupan yang memaksa setiap individu berjuang untuk bertahan dan tetap berkarya.
Pagi ini soal persiapan MPC Ibdonesia kembali memulai aturan dan himbauan pemeruntah untuk kembali beraktifitas terbatas, dengan mengikuti protokol covid 19.
Ya, perdana hari ini #InspirAziz sebuah catatan - catatan sok bijak dan sok inspiratif dah mulai kembalo hadir melintasi jagad sosial media, intinya hanya sebuaj upaya untuk memotivasi dan menginspiraso diri sendiri untuk tetap semangat di masa pandemi covid 19 dan siapa tahu saja ada manfaatnya untuk masyarakat luas.
Idenya sederhana, bagaimana membangun konsistensi untuk selalu semangat dan memotivasi yang semoga akan menjadi #PribadiHEBAT.
Apa itu pribadi H.E.B.A.T mungkin lain kali saya akan jelaskan apa itu pribadi H.E.B.A.T yang saya gagas dalam hastag #PribadiHEBAT
Sebuah konsep yang saya buat tahun 2015 tentang #RelawanHEBAT dan ada beberapa sekolah yang pernah mengundang dan saya paparkan konsep Relawan H.E.B.A.T, anda benar kalau berfikir bahwa HEBAT adalah serangkaian formula yang terdiri dari 5 element yang akan mengHEBATkan arti hebat itu sendiri.
Kembali ke judul tulisan ini "Asu" itu "Anjing".
Ini gaya ku dan tentu nggak harus sepaham dan sama dengan gayamu, pastinya saya mau bilang di awal #InspiAziz adalah temanya Anak, apa anak dan bagaimana anak serta seperti apa anak dalam pikiran anda ?
Saya menulis di beberapa sosial media yang saya kelola dan MPC Indonesia temamya anak yang saya angkat adalah " Tidak ada anak yang dilahirkan dwngan bakat nakal, bisa jadi kenakalannya larena ia memiliki model dan penegasan ( lebel ) atas kenakalannya oleh orang dewasa ".
Saya alan cerita anak saya datang habis maen dan ia bilang "Yah, tadi ada Gugug disana, hiiii... Ngeri"
Kenapa ?
" takut digigit, lidahnya meled meled ( menjulur keluar ) ".
Oh.... Anjing... ?
" Bukan yah GugGug ! "
Hahahaha, Itu Anjing nok...
" Kata ibu nggak boleh itu saru ( nggak boleh dikatakan ), itu GugGug " jelasnya.
Diskusi yang alot antara saya dan putri saya soal "Asu " itu " Anjing ".
Saya tidak tahu sejak kapan kata "Asu" dan "Anjing" menjadi kata saru dan nggak layak dikatakan.
Ini soal diksi dan intonasi, metafora yang digunakan pada binatang yang bernama anjing ( indonesia ) dan asu ( jawa ) ini menjadi melekat dalam pikiran bawah sadar bahwa menyebut asu atau anjing jadi tabu dan seperti haram, padahal yang memang begitu adanya namanya anjing ya anjing, asu ya asu masa mau diganti suaranya.
Ini penting dikenalkan pada anak hingga dikemudian hari ia jadi nggak bingung soal penyebutan asu, anjing dan guguk, anda bayangkan saat ada gambar gambar binatang di materi pelajaran dan diminta menjawab, bisa jadi ia akan menulis si Asu itu, si Anjing itu jadi "GugGug".
Cara komunikasikan yang baik pada anak nama - nama binatang yang sering digunakan orang dewasa untuk metafor pada prilaku negatif seperti anjing, asu, kera, monyet, babi dll beritahukan dengan bijaksana dengan bahasa anak, bahwa itu nama - nama binatang ciptaan Allah Ta'ala, hanya saja beritahukan bahwa kadang nama ini digunakan untul menyebut orang yang tidak baik atau prilakunya tidak baik dengan sebutan itu sama orang dewasa, maka nggak boleh panggil nama orang atau sebut orang dengan nama binatang.
Cerdas mendidik anak, bijak mendidik anak dan saatnya belajar parenting, belajar psikologi anak, belajar tumbuh kembang anak, belajar seni komunikasi pada anak atau bahkan gabubgkan semuanya belajar HIPNOPARENTING.
#BelajarDirumah
#BelajarHipnotisDirumah
Semoga manfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H