Membaca beberapa pemberitaan tentang pandemi covid 19 tentu menghadirkan banyak sensasi rasa, ada manis, asam dan asin pokoknya rame rasanya, saya jadi ingat iklan permen yang konon rame rasanya.
Bagaimana tidak rame rasanya, setiap kepala dari sekitar 7 milyar manusia memiliki sudut pandang yang berbeda dalam memberikan makna tentang orona virus ini. Virus yang generasi terbaru ini konon sampai saat ini belum ada obatnya.
Saya tidak akan membahas soal bagaimana pro dan kontra atas mekanisme penanganan dan penanggulangan pandemi ini ditiap negara atau wilayah, tapi saya mengeneralisasi bahwa prinsipnya umat manusia seluruh penduduk bumi ini dibuat kalang kabut dan merenung masuk ke relung yang paling dalam tentang hakekat bumi sebagai satu satunya tempat tinggal yang paling aman bagi manusia.
Rame memang rasanya kalau kita melihat bagaimana pemberitaan dari sekitar rumah kita, desa, negara bahkan seluruh dunia, jangan terlalu luas melihat belahan benua, kalau kita lihat yang terdekat saja tentang mekanisme ibadah di masjid satu dan satunya di desa kita, ada yang melarang dan ada yang membolehkan, pusing kan? wkwkwkwkw
Belum lagi kalau kita lihat antara masjid dan gereja, antara Jokowi dan Anies Baswedan atau tentang apapun itu lah semua memiliki sudut pandang yang berbeda untuk mengaambil sikap dalam menghadapi pandemi covid 19 ini.
Baiknya bagaimana?
Saya jujur saja juga masih agak bingung mana yang terbaik mau lockdown, isolasi wilayah atau tidak perlu itu semua untuk penanganan covid-19 ini.
Apakah hanya cuci tangan dengan sebanyak-banyaknya bisa menjamin kita bebas corona?
Apakah dengan kita melakukan menjaga jarak kita juga tidak akan terkena corona?
Apa efektif penggunaan masker efektif untuk terhidar dari corona?
Apakah desinfektan juga menjadi jurus jitu corona hengkang?
Pastinya seperti yang anda lihat dan dengar di pemberitaan media elektronik, televisi, di youtobe ataupun artikel dan berita online yang anda sangat muak selalu dijejali di android anda, bahwa semua memiliki sudut pandang yang berbeda.
Dan yang berusaha menyederhanakan pandemi ini dengan cerita hal-hal yang ringan dan sederhana sejatinya ia berniat baik pula agar anda tidak mengalami kepanikan / stress, karena seperti kita ketahui pula bahwa untuk saat ini antibody atau imunitas kita yang sangat menentukan bagaimana penanganan dan atau pengobatan pasien covid-19 ini untuk melewati masa kritis.
Dan seperti kita ketahui pula bahwa stress akan mempengaruhi imunitas kita atau antibody kita akan lemah sehingga lebih mudah tertular, terpapar bahkan terinfeksi covid 19.
Hal ini wajar saa bila hampir seluruh negara-negara di dunia yang sedang mengalami pandemi ini memilih untuk melakukan "Lockdown" atau mengisolasi wilayahnya untuk menghambat proses penyebaran covid-19.
Sayangnya seperti Itali, negara kita tercinta ini Indonesia juga mengalami hal yang tidak mudah, mengingat kita memiliki luas wilayah yang sangat luar biasa yang terdiri dari pulau pulau, yang tentu tidak muidah melakukan hal yang dilakukan negara lain.
Saya bukan pro Jokowi atau Anies atau siapapun lah tokoh politik yang sedang hangat, tapi saya memandang pemerintah memiliki banyak pertimbangan yang mungkin tidak mudah untuk mengkomunikasikan dengan rakyatnya.
Saya tetap berpikir positif bahwa jokowi pasti memiliki niat yang sangat baik dan mulia walau tetap saja yang namanya lawan politik atau orang yang sudah anti jokowi pasti akan memilih memandang dari sudut pandang yang tidak menguntungkan buat jokowi, ya sudahlan.
Hantu Indonesia Go Internasional
Apa lagi ini!!!! Saya ngekek saat tahu kalau di luar negeri sana tepatnya di Korea para hantu mengadakan rapat luar biasa gara-gara acara hantu entertaimen mulai goyah saat kedatangan hantu Indonesia.
Lebay memang saya menuliskanya, tapi ini menjadi asik saya bahas bahwa di saat kita semua rame mencuitkan "Polisi Gagah Bubarkan Pernikahan, Tapi WNA China Bebas Masuk Indonesia" kita luput untuk memperhatikan bahwa WPI sudah go Internasional, bahwa Warga Pocong Indonesia (WPI) telah masuk ke daratan china tepatnya ia mengambil perhatian warga korea dengan mengambil rating acara tv di korea menadi viral.
Saya masih ingat betul, kalau dulu saya dan teman-teman sejak kecil selalu dicekoki hantu-hantu dari luar seperti vampire baik vampire yang dari daratan amerika yang pakeannya necis dan keren dengan taring tajam bersimbah darah maupun vampire yang dari china bahkan korea yah.... yang berkostum pakean khas china dengan kertas nempel di kening dan ia jalannya lompat lompat.
Kita telah lama dijajah oleh hantu-hantu luar walaupun pamor kuntilanak, pocong dan sejenisnya tetap melegenda dalam pikiran bawah sadar kita, sampai sampai beberapa artis cantik rela menerima tawaran maen film layar lebar maupun FTV hanya untuk didandani hantu indonesia.
Uniknya, kita masih sibuk soal lockdown dimasing masing daerah, kita masih sibuk berdebat dan mencoba berperang melawan covid-19, tapi pocong-pocong indonesia telah masuk ke korea dan hasir menghiasi dan menjajah pikiran bawah sadar orang sana.
Bayangkan saja, berawal dari unggahan foto pocong yang duduk menjaga jalan salah satu desa di Purworejo untuk menakuti warga agar tidak leuar rumah dan ngumpul-ngumpul ternyata viral di beberapa TV Korea.
Seperti diberitakan di beberapa media online, bahwa di Korea Selatan seperti MBC, SBS, Yonhap dan JTBC menyiarkan hantu indonesia dengan karakter unik seperti vampier yang jalannya lompat lompat, pocong mulai dikenalkan dan banyak dikenal warga korea.
Dikutip dari tempo.co, Yannie Kim, perempuan asal Indonesia yang telah beberapa kali membintangi drama Korea Selatan turut mengabarkan viralnya pemberitaan pocong itu.
"Silakan beri selamat atas debutnya pocong-nim, pocong-ssi di Korea," tulisnya dengan mengunggah dua video berita yang disiarkan antara lain oleh SBS, MBC dan JTBC di akun Instagramnya pada Rabu, 1 April 2020.
Sejatinya pocong di purworejo digunakan hanya untuk menakuti warga untuk tidak keluar rumah, mengingat kultur budaya jawa dan bali khususnya yang kental dengan budaya mistik memiliki ketakutan tersendiri terhadap pocong.
Ini dianggap efektif karena sebagian masyarakat justru takut melihat petugas keamanan yang berpakean ala pocong dengan duduk di tengah jalan. "ini lah warga +62 dengan segala keunikan dan kearifan lokalnya"
Ada hal yang sejatinya menarik dari viralnya pocong di kancah internasional ini diantaranya kita semakin faham dan tahu bentul bahwa adakalanya masyarakat kita sadar dan tahu bentul akan satu bahaya mengancam virus corona (covid-19) akan tetapi bagaimanapun makan menjadi alasan penting untuk mereka mengaabaikan bahaya yang mengancam.
Kami tidak takut mati karena corona, tapi kami takut mati karena tidak makan
Itu hal yang menjadikan banyak masyarakat yang melanggar dan tidak patuh himbauan pemerintah untuk #dirumahsaja, mereka tidak mau tahu dan menutup mata apakah nantinya saat ia terena covid-19 bukan hanya ia membahayakan dirinya tapi akan sangat cepat menularkan kepada orang disekitar kita, tetap egonya mengalahkan semuanya.
Akan tetapi menarinya, ketika pocong mulai diturunkan sebagai tim dari dunia kegelapan hahahaha...
Masyarakat justru lari dan balik arah serta masuk kembali kerumah begitu melihat pocong ada dijalanan menjaga wilayahnya.
Nggak makan nggak papa dari pada ketemu pocong, hehehe
Kesimpulannya bahwa masyarakt kita lebih takut pocong daripada covid 19, artinya kalau pendekatan sosialisasi yang digunakan hanya seputar ilmiah dan medis saja tanpa menyentuh pada belife value atau nilai-nilai yang diyakini atau dipahami masyarakat maka lockdown, atau isolasi wilayah hanya menjadi sebuah seremoni yang tetap akan merepotkan walaupun tetap jasa lebih baik dari pada sama selaki tidak melakukan langkah apa-apa.
Berita baiknya, bahwa setelah pandemi ini berlalu, setelah badai berlalu... maka siap siaplah para pelaku industri perfilman indonesia, siap-siap para artis dan aktor untuk anda jadi pocong !!!
Karena pocong akan laris manis diundang ke acara talkshop atau sejenisnya di korea selatan, bahkan negara-negara lain yang akan mulai terbuka dan penasaran mau kenal betul dengan karakter si kuncung putih yang unik.
Hal ini saya pahami setelah melihat pemberitaan tentang penulis korea Bae Dong-sun yang mengatakan telah mempelajari hantu-hantu di Indonesia. Dia mengatakan kepada Yonhap News bahwa pocong adalah hantu Indonesia yang unik. "Pocong itu bisa terbang atau teleportasi dan orang Indonesia benar-benar takut dengan pocong."
Ini akan menjadi angin segar perfilman Indonesia khususnya genre horor maupun horor komedi wkwkwkw.
Aziz Amin | Kompasianer Brebes KBC-10, Trainer & Hipnoterapist
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H