Sebenarnya cepe, lelah selalu membahas apa yang saat ini dihadapi kita di negeri tercinta ini, ya... cape banget kalau kita bicara sejujurnya rasa ini bisa jadi mewakili sebegitu banyak ungkapan hati dari kami para tenaga kesehatan yang benar benar berada di garda depan menghadapi pandemi covid 19.
Kami manusia biasa yang juga memiliki keluarga, memiliki impian dan seperti manusia kebanyakan kami memiliki rasa takut juga, tapi apa dikata pada kenyataannya ada banyak orang yang tidak tahu, ada yang tahu tapi tidak mau tahu dan ada orang yang sok tahu dan mereka adalah orang orang cerdas dalam frame nya, ia merasa pintar dan sangat cerdas menurut pikiran mereka sendiri.
Sederhana saya analogikan, bagaimanapun menjadi penonton akan memiliki sensasi sendiri sangat mudah berceloteh, sangat mudah berkomentar bahkan mengkritisi. Sebut saja seperti yang sudah dimaklumkan oleh kita bahwa dalam kondisi seperti ini seharusnya semua kompak saling sinergi mengatasi persolana ini akan tetapi beberapa orang memilih untuk saling menyalahkan dan saling klaim memiliki tehnik dan metode yang paling bagus menghadapi dan melawan covid 19.
Pagi tadi saya mengunjungi RS Islam Harapan Anda Tegal, jujur situasinya makin membuat parno melihat bagaimana petugas kesehatan benar benar telah mengupayakan skrening ketat siapa saja yang boleh masuk baik untuk periksa / rawat jalan maupun yang mau menunggu pasien yang sakit.
Saya tidak akan membahas siapa dan berapa jumlah kasus PDP maupun ODP yang terdaftar hari ini, saya hanya melihat keperihatinan saya melihat teman - teman sejawat saya menghadapi kondisi yang benar - benar meprihatinkan, beberapa petugas perawat menggunakan as hujan untuk melindungi diri.
Saya tidak akan membahas pula soal siapa yang salah tentang kelangkaan APD maupun ketidaktersediaan APD di fasilitas kesehatan yang berhadapan langsung dengan pasien covid 19.Â
Coba bayangkan seberapa takutnya mereka melihat begitu banyak pasian yang datang dan seberapa banyak orang yang ternyata datang dari rantauan khususnya daerah zona merah bahkan dari luar negeri.Â
Tentu ini menjadi cerita berbeda saat yang datang adalah orang lokal yang sehat dan wilayahnya bebas dari kasus PDP atau Positif terkonfirmasi Covid 19, bisa jadi mereka akan merasa aman dan baik - baik saja.
Akan tetapi berbeda ceriitanya bahwa masih banyak masyarakat yang dari luar kota khususnya jakarta atau daerah lain zona merah yang pulang kampung ke Tegal untuk mudik, kita sama sekali tidak tahu apakah mereka datang dari luar negeri, luar kota ( zona merah ) atau tidak.
Kita juga tidak akan tahu apakah ia datang memebawa covid 19 atau tidak, apa dia masuk ODP atau PDP kita tidak pernah akan tahu. Dan seperti diketahui untuk tahu seorang masuk kategori ODP, PDP maupun Positif covid 19 kita harus melakukan anamnesa atau wawancara skreening awal.
Ini menjadi berbedaa cerita saat masyarakat ternyata tidak jujur menjawab pertanyaan petugas, maka wajar saat ini banyak meme, pesan dan himbauan di rumah sakit yang mengharapkan masyarakat jujur atas kondisinya kalau memang baru pulang atau dari daerah zona merah atau luar kota, ini diharapakan akan memutus mata rantei atau penyebaran virus ini lebih luas didaerah.