Ya... saya jadi miris saat melihat rekan - rekan sejawat atau yang bukan reken - rekan sejawat, apalagi yang KW KW an...., hanya belajar diinternet, hanya baca artikel, hanya lihat video atau bahkan belajar langsung pada trainer hipnoterapi di trainer tanpa sertifikasi lembaga yang kredibel, dan ia mendapatkan ilmu yang bisa jadi keren akan tetapi justru jauh dari standar kompetensi keilmuan itu sendiri seringkali jadi peserta menjadi mendem ilmu ( mabuk ilmu ).
Beberapa yang muncul adalah sifat - sifat sombong, gemedhe, takabbur..., ia berfikir bahwa dengan belajar hipnosis  dan hanya dengan ia bisa mengajak orang bermaen jari kaku, mata terkunci, terus ia membuat seorang didepannya terhipnosis ( terhipnotis ) seperti orang tidur, ia bangga bahwa ia bisa merubah prilaku orang, bisa menyembuhkan penyakit pikiran dan mental bahkan ada yang bilang dirinya bisa menyembuhkan segala macam penyakit dengan hipnoterapi.
" Jal... ki orang minum dimana dan mabuknya dimana "Â batinku.
Tapi selidik demi selidik hehehehehe.... saya juga dulu banget saat baru tahu seujung ilmu ini, pernah menjadi songgong begitu hahahaha ...., maka saya mulai berfikir bisa jadi memang salah satu proses pendewasaan diri dalam mempelajari ilmu adalah bukan belajar setengah - setengah dan jangan sembarang memilih guru.
Waspadalah, bisa jadi apa yang kita ketahui atas keilmuan, belum tentu itu inti dari ilmu itu sendiri dan bisa jadi itu hanya seujung kuku atau lapisan terluar dari keilmuan itu sendiri, dan Hipnosis dangan Hipnoterapi tidaklah sama, bahwa ada hal yang lebih esensi yang dilakukan yang sangat berbeda dengan aksi hipnosis ( pertunjukan hipnosis di panggung ), semoga manfaat.
Edited : Brebes, 25 September 2019
Aziz Amin |Â Kompasianer Brebes
Trainer & HipnoterapistÂ
WA : 0858.6767.9796
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H