Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puasa Pertama Versi Salsabila

7 Mei 2019   08:15 Diperbarui: 7 Mei 2019   08:26 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salsabilah adalah putri kecil kami buah cinta kami yang saat ini menginjak usia 5 tahun, masih kecil memang tapi bagi kami ia sosok anak yang luar biasa, ia mampu berperan bukan hanya sebagai anak, tapi kadang menjadi teman dan penghibur lara, ia sosok yang menarik diajak bicara hal apapun karena ia memang dar kecil terbiasa untuk itu.

Kakaknya Nabilah telah lebih dulu masuk ke Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an di desa kami sejak kelas 1 Sekolah Dasar, banyak yang beranggapan kami tak menyayangi putri kami karena anak sekecil itu dititipkan di pondok pesantren dengan segala hal argumentasi yang mereka miliki untuk menjadikan kami meras bersalah, tapi tidak dengan ku yang selalu menguatkan ibunya bahwa " kita sama sekali tak mengirimkannya mondok (tinggal di pondok), kita hanya mengenalkannya pada pondok, cerita tentang pondok sampai pada satu kesempatan ia sekolah dasar kita sama sekali juga tak memaksa atau menempatkannya pada pondok, tapi ia sendiri yang meminta untuk tinggal di pondok ".

Demikian juga adiknya salsabila, saat ini ia telah mempersiapkan dirinya untuk masuk pondok dimana kakaknya tinggal, sekali - kalai kami tak memaksakan anak tinggal dipondok, dan kami tak pernah perintahkan anak masuk ke pondok, tapi anak lah yang memang terciptas sangat luar biasa dengan kemampuan merekam informasi disekelilingnya dari apa yang ia dengar, lihat dan rasakan.

Mengenalkannya dengan lingkungan pondok pesantren saat sholat berjamaah, ataupun saat jalan - jalan hanya melihat lingkungan pondok tahfizul qur'an anak - anak menjadikannya akrab dan hampir kenal beberapa santri disana, ia anak yang mudah bergabul dan sangat nyaman sampai pada usianya 4 tahun ia memaksa minta tidur dipondok, bahkan sampai menangis mau mondok, mau tinggal sama kakaknya dan dengan umu dan abi ( sebutan ustadz dan uztadzah pengasuh pondok ).

Hehehehehe.... kadang ibunya yang selalu baper dengan situasi seperti ini, karena kalau ia juga pergi ke pondok, maka tinggal kami berdua dirumah kecil ini, tapi demikian lah hidup bahwa untuk mendidik ilmu agama kami belumlah tentu yang terbaik, kami hanya bisa memberikan contoh dan erita tentang hidup dan kehidupan, kalaupun ia mau mengikuti araan kami itu semata karena ridho Allah ta'ala.

MENYAMBUT RAMADAN 1440 H

Baru tahun ini salsa mulai paham makna ramadan versi dunia nya, ia sudah jauh sebelum masuk bulan ramadan sudah cerita ke mbahnya tentang bulan puasa, bulan nggak boleh maka dan jajan, bulan ia tak dikasih uang saku kecuali kalau sudah buka puasa, walau buka puasanya pasti beda dengan makna yang sebenarnya.

Beberapa hari sebelum puasa tiba, ia sudah bilang ke mbahnya ( neneknya ), kalau nanti besok salsa mau puasa nggak mau makan dan nggak mau jajan, nggak boleh. " kalau puasa nggak boleh jajan sama makan mbah " katanya.

Dan benar, kemarin adalah hari puasa pertama di bulan ramadhan, saat ia bangun ia tanyakan pada ibu nya kalau ia belum sahur, tahu kan ? alhasil sahurnya pukul 07:00 WIB yang sebenarnya adalah ia sarapan, karena saat makan sahur kami coba bangunkan ia masih belum nyaman, yang menarik sehabis sahur ia benar - benar ikutan puasa.

Ibunya lupa kalau ia niat mau puasa karena berfikir sudah makan jam 7:00 WIB, saat ia ditawari jajan yang ada dirumah, ia dengan lantang bilang " Ibu gimana sih ?, kan salsa puasa. Puasa itu nggak boleh makan sama jajan, nanti kalau sudah buka baru boleh bu... " spontan ini membuat ibunya ketawa dan minta maaf atas kesalahannya menawarkan jajan.

Ia benar - benar seperti puasa sampai pada akhirnya masuk dzuhur, ibunya kasihan dan diminta untuk buka walau tadinya nggak mau, tapi setelah negosiasi bahwa anak - anak buka dulu siang nanti puasa lagi sampai magrib kaya orang dewasa, maka ia baru mau makan siang sebagai buka puasa disesi pengenalan puasa hari pertama.

Sayangya...., pada pukul 14:00 WIB, entah bagaimana ia merasaka haus dan meregek minta minum, sekarang giliran ibunya yang bilang " Kan belum buka puasa sa, bukanya nanti sholat magrib oh... ".

" Tapi salsa haus siiiih..., boleh ya... " hahahaha, spontan saja saya bilang ya kamu buka ( minum aja yah ) nanti puasa lagi sampai magrib loh, kalau puasa nanti kulkas tutup !!!.

Ya Allah Ya Rabb, jadikan kedua putriku menjadi anak - anak yang engkau ridhoi selalu berada di jalan mu termasuk golongan orang orang yang Engkau ridhoi jadi anak yang sholehah aamii....

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun