Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Caleg Gila Tanggung Jawab Siapa?

22 April 2019   06:14 Diperbarui: 22 April 2019   07:09 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi Kompasianer, 

Masih terngiang -- ngiang soal beberapa fasilitas yang telah disiapkan menyambut kegagalan caleg yang mengalami gangguan kejiwaan, stress sampai yang mengalami serangan penyakit degenaratif lain.

Beberapa kawan, teman, dan sahabat mereka mencalonkan diri sebagai calon legeslatif ( caleg ) dibeberapa partai yang berbeda, baik partai senior dan partai yang baru seumuran jagung, "Keren !!!" kataku dan bangga melihat bagaimana mereka bisa memiliki kesiapan yang besar terkait mental memimpin, motivasi yang kuat dan keyakinan atas memenangkan suara untuk mendapatkan kursi.

Bener dan balliho besar memampang wajah yang auranya campur antara "Yes" or "No", ya kalau saya bilanmg sederhana ya aura nano nano, tampak guratan semangat dan tekad yang kuat akan tetapi nampak keraguan.

SIAP MENANG

Ya, saya sangat yakin mendekati 100% kalai mereka semua calon legeslatif memiliki kesiapan yang besar untuk menang, untuk memenangkan kontestasi ini, mereka sama sekali tidak memerlukan persiapan yang berarti kalau mereka benar -- benar memenangkan suara dan mendapatkan kursi legeslatif.

Perkenalan yang terbesar dan awal saat mereka memilih untuk mendaftarkan diri sebagai legeslatif adalah sebuah kemenangan dan kebanggan atas capaian menjadi seorang wakil rakyat yang duduk di kursi legeslatif dengan segala fasilitas didalamnya.

Maka jarang dari mereka menyiapkan diri untuk kemungkinan yang sebagiknya.

SIAPKAH KALAH ?

Ini yang justru dipertanyakan, apakah dari sekian banyak caleg yang jumlahnya ribuan itu telah memiliki kesiapan untuk mendapati dirinya kalah, bahkan mendapati kenyataan perolehan suara jeblog dan lebih ekstrim adalah " Zonk !!!".

Ini bukan maen -- maen, dan ini juga bukan ajang permainan yang bisa memutuskan berhenti ditengah perjalanan, dan bukan pula ajang coba -- coba karena catatan mencatat banyak yang mereka melakukannya hanya coba -- coba, maen -- maen bahkan yang serius saja bisa berpotensi mengalami kegagalan dan menyandang predikat CALEG GAGAL.

ATRIBUT ' CALEG GAGAL'

Antara ada dan tiada, bahwa mereka yang pernah menjadi caleg dan mengalami kegagalan akan mengalami beberapa potensi gangguan psikologis, karena suka -- atau tidak suka, mau atau tidak mau akan ada pemberian lebel ( lebelling ) atau Atribut sebagai caleg gagal yang disematkan.

Setiap ia beraktifitas dimasyarakat akan banyak yang memancangnya dengan pandangan penuh makna yang nano -- nano, mengatakan kalimat nano -- nano yang bisa jadi akan sangat menganggu pola hidup, pola katifitas sampai dengan pola pikir yang secara otomatis pola istirahat ( tidur ) dan sampai pola makan muara semuanya adalah pada ketidak siapan fisik, pikiran dan jiwa.

STRESS, beberapa caleg gagal hampir dipastikan ia akan mengalami stress atas semua hal yang ia  telah upayakan.

KECEWA, sangat mungkin terjadi ia akan merasa sangat kecewa pada apapun langkah yang ia lakukan, orang terdekat, tim sukses bahakan bisa jadi partainya

SAKIT HATI, perasaan merasa di khianati, merasa dibohongi dan sakit hati sering kali dialami caleg saat tahu di dapilnya ternyata impian tak seindah kenyataan.

MALU, ini biasanya pada caleg yang nampak sangat yakin dan semangat banget ia akan memimpin, dan berhasil mendapatkan kursi sehingga terlihat sombong.

DEPRESI, HISTERIA, HALUSINASI dan banyak sekali gangguan -- gangguan yang sangat berpotensi dialami mereka yang gagal dalam pileg.

KALAU KAMU GILA, SIAPA YANG TANGGUNG JAWAB ?

Ya..., memang beberapa Rumah Sakit, beberapa fasilitas layanan kejiwaan telah menyatakan siap menampung dan menerima pasien yang mengalami gangguan jiwa, stress yang diakibatkan dari gagal pileg.

Saya iseng bertanya pada mereka "kalau kamu gila,Siapa yang tanggung jawab ? "

Ya pertanyaan ini sekedar saya mau menyadarkan pikiran bawah sadrnya ia akan gila kalau nggak siap dan nggak hati -- hati, anak dan istri apa akan ditanggung negara ? atau ditanggung partai ?

Terus itu semua yang kau keluarkan dalam bentuk aksi sosial bantuan pada masyarakat, biaya kampanye dll semualah yang termasuk kau berikan padaku untuk membuat kaos kampanye itu apa juga akan ditanggung negara ? atau partai ?

" Maaf ..., karena saya bukan caleg jadi saya tanya kan ?, kan saya pernah dengar ada yang hutang sampai ratusan juta untuk menjadi caleg begitu gagal mau jual ginjal, iya kan ? "

" Bahkan saya juga baca di tahun 2014 beberapa sampai gila dan bunuh diri, hanya karena menjadi dan mendapatkan lebel Caleg Gagal, saya ulang siapa yang tanggung jawab sih ? "

Saya hipnoterapis juga membuka layanan khusus untuk caleg gagal, tapi ... " apa ya tega menarik biaya pada orang yang sudah habis habisan energy bertarunmg dan bertaruh untuk sebuah kursi ? "

Mungkin jawabannya ada di rumput yang bergoyang...

Do'aku untuk mu semua para caleg se Indonesia anda diberikan kesiapan untuk menang juga sebanding kesiapan untuk menyikapi kekalahan dengan bijaksana, dan saya pastikan ada banyak solusi dan jalan keluar untuk hari esok yang lebih baik.

 

{{{ positif, sehat dan bahagaia }}}

Brebes, 22 April 2019
Aziz Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun