Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Perlukah Anak Dihipnotis Biar Baik? (Bagian 1)

23 Mei 2018   10:09 Diperbarui: 24 Mei 2018   00:16 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PROGRAM DASAR PIKIRAN

Itu semua yang diulas diatas diduga mejadi salah satu dari sekian banyak hal yang menyebabkan anak menjadi seperti yang banyak dikeluhkan, yaitu anak yang nakal, anak yang malas, anak yang pembangkang dan banyak hal yang selayaknya dan semestinya tidak tepat dilebelkan pada anak.

Sayangnya orang tua dalam kondisi seerti ini sebenarnya tidak sadar telah memberikan lebel, catatan yang lebel atau catatan tersebut adaah menjadi program pikiran bawah sadar anak sehingga anak makin menjadi melakukan hal tersebut seperti menjadi nakal, mbangkang, malas dll.

Hal tersebut muncul manakala orang tua membandingkan pola anak jaman dulu dan jaman sekarang, artinya kalau anak dulu lebih menghormati orang tua dan mau mendengarkan apa kata orang tua dan anak sekarang relatif tidak ( biasanya dianalisa ) ini semua karena makin fariatif informasi dan interaksi anak jaman sekarang dengan dunia luar dari televisi dan internet.

Alih alih mencari penyelesaian persoalan ini dan memperbaiki komunikasi dengan anak, mendengarkan apa keinginan anak, kadang orang tua justru enggan untuk merangkul anak biar berubah, orang tua terjebak pada ego sebagai orang tua dengan terlalu besar menuntut anak menjadi dewasa untuk memahami isi kepala orang tua.

Ketika anak tidak menemukan kenyamanan, dan titik temu dari gejolak pikirannya, seringkali anak akan mencarinya diluar keluarga, baik dari teman -- temannya maupun dengan mencari komunitas atau teman di sosial media yang dianggap bisa memenuhi kebutuhan nya bisa dimengerti dan diterima.

Makin mudahnya akses internet, dan perkembanga tehnologi, maka anak akan sangat mudah mengakses informasi apapun bahkan yang belum pada waktunya, tentu ini menjadikan anak makin tenggelam mencari apa yang dimaknai sebagai kepedulian dan kasih sayang.

LEBEL ORANG TUA BAGI ANAK

Saat seperti ini anak biasanya akan mulai memiliki lebel seperti apa orang tuanya dengan melihat bagaimana orang tua memberikan anak lebel, hal ini menjadi sangat sempurna penderitaan dan peperangan tak berkesudahan, antara keduanya, orang tua dibuat menangis oleh anak dan anak dibuat menangis oleh orang tua.

" Pertanyaannya adalah : Apakah anak akan mendapat ridho orang tua ? atau Apakah orang tua akan meridhoi anak ? "

Kenapa saya bahas ridho, hal ini terkait dengan bahwa dalam keyakinan saya sebagai muslim, bahwa ridho Allah Ta'ala itu tergantung seberapa ridho orang tua, maka bagaimana anak akan sukses, tumbuh dan berkembang menjadi anak yang membanggakan kalau sebagai orang tua tidak memberikan maaf dan ridho atas anak -- anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun