Selamat pagi, Insya Allah semoga semua yang membaca diberikan kesehatan dan kebahagiaan, berlimpah rezeki dan berkah, serta tak kalah penting dberikan kenikmatan menyambut bulan suci Ramadhan 1439 H ini yang isnha Allah akan datang tepat besok sebagai hari pertama kita berpuasa bagi umat islam.
Puji syukur terlimpahkan semua kepada Allah Ta'ala atas segala kenikmatan dan hal yang terjadi pada penulis apapun itu adalah pastilah pilihan terbaik yang sejatinya harus selalu disyukuri, akan tetapi kadang menjadi manusia tidak mudah selalu konsisten menyadari atas keberlimpahan nikmat dan selalu dalam nuansa rasa syukur itu sendiri.
Tidak jauh, "Alhamdulillah" besok kita aka kedatangan tamu spesial yang akan menjadi bagian dari nikmat Allah sebagai sarana pembersih, jeda atas apapun sifat -- sifat manusia yang belum bersih, karena dibulan ini maka segala amal ibadah akan dilipat gandakan nilainya, semu aktifitas bisa saja menjadi ladang beramal, dan pintu neraka ditutup sementara pintu surga terbuka lebar.
Alquran, yatim dan piatu menjadikan bulan yang menjadikan mereka bernilai dibandingnya bula lain, "Harusnya tidak" tapi kenyataannya modernisasi mengeser semua sehingga bulan ini adalah bulan dimana semua orang berharap naik kelas, berlomba -- lomba beribadah, memohon ampunan, rahmat dan mendapatkan gelar sebagai orang yang bertaqwa.
WAJIBKAH ANAK BERPUASA
Pastinya semua sudah mengerti bahwa anak -- anak belum wajib berpuasa, yang diwajibkan berpuasa yang udah baigh, menariknya untuk terpanggil untuk merasa berkewajiban puasa tu bukan hanya soal naik kendaraan dan ada polisi yang bertebaran di jalan raya.
Maksudnya puasa itu ibadah yang tidak semata -- mata diperintahkan pada sembarang orang, melihat Ayat Allah menyerukan berpuasa saja tidak menyebut pada orang muslim yang berasa beragama islam, melainkan kepada orang -- orang yang beriman.
Jadi penulis berfikir saat melihat ada beberapa orang yang dalam KTP nya bertuliskan bergaman islam dan ia tidak berpuasa, saya hanya berfikir jangan jangan ia memang bukan orang yang terpanggil, karena hanya untuk orag yang beriman.
MERASA TERPANGGIL DAN TIDAK ITU BAWAH SADAR
Menariknya untuk merasa terpanggil dan menjadi seorang beriman itu tidak bisa hanya warisan seperti yang pernah heboh bahwa agama kita -- kita yang kakek, nenek dan orang tua kita telah dulu islam maka islam kita ya warisan atau keturunan ( Alhamdulillah itu satu anugrah yang luar biasa untuk kita ).
Tapi apa cukup islam turunan / warisan pendidikan dan keyakinan tentang agama yang ditanamkan orang tua pada anaknya sudah cukup ?