Sore kompasianer,
Katanya seperti sebuah perjalanan akan ada tanjakan dan turunan, mungkin belok ke kanan dan kekiri, demikian juga semangat menulis.
Sama halnya dengan semangat dan motivasi saya menulis yang kadang naik dan kadang turun bahkan pada titik tertentu berhenti, ya... saya menganggapnya manusiawi bahwa saya masih manusia.
KomBes Community sebagai motivasi.
Melihat teman -- teman anggota KomBes Community yang semakin aktif di group WA setiap hari setidaknya sebagai alarm dan penggugah semangat bahwa menulis itu asik, menulis itu hiburan.
Ya menulis akan menjadi semakin menjadi berat dan terasa sangat berat ketika dimaknai sebagai beban, hal yang sama saat anda menuliskan tugas kuliah, ya harapan untuk mendapatkan nilai justru bukan membuat anda menikmati aktifitas menulis anda.
Hal yang akan berbeda sensasi rasanya saat anda melakukannya dengan semangat yang beda, dengan nuansa lain yaitu menulis sebuah upaya menyampaikan apapun yang ada dalam pikiran anda.
Menulis sebagai therapy.
Saat menulis difungsikan sebagai upaya melepaskan semua kepenatan, keruwetan dalam pikiran tentu menulis akan sangat memiliki peran besar untuk menjadikan pikiran plong.
Ya, pastinya setiap orang memiliki banyak hal yang ada dalam pikirannya yang seringkali menjadi hal yang sangat mengganggu dalam pikirannya dan berasa berat dikepala. Dengan menulis ternyata anda bisa mengfusikan sebagai therapy melepaskan emosi.
Banyak penulis hebat dan sastrawan yang berangkat dari bagaimana perjalanan psikologis yang bersangkutan yang ruwet, mengekspresikannya menjadi tulisan adalah hal yang memiliki doble manfaat, beban pikiran berkurang dan lepas ditambah apabila beruntung karya tulis memiliki nilai jual yang tidak bisa dipandang sebelah mata.