Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Gagal Aksi Ektrim Dilindas Mobil di Kaltim

5 Mei 2018   16:56 Diperbarui: 5 Mei 2018   17:06 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" karena Allah tidak meridhoi " salah satu komentar member group WhatsApp [CIPOK] HYPNOTHERAPY group komunitas hipotist yang dikelola MPCSchool of Hypnotism, ini bermula dari viralnya video yang sedang ramai terkait dengan 6 santri atraksi dilindas mobil L300 pada acara wisuda dan perpisahan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Kholil di Jalan Limunjan, RT 21, Kelurahan Sambaliung, Kalimantan Timur pada Kamis (3/5) dan atraksi dilakukan untuk mengisi acara momen perpisahan kelas tiga.

Salah satu member group menanyakan bagaimana pandangan video yang sedang ramai dati tinjauan hypnosis ?.

Sontak ini menjadi perhatian dan jadi diskusi yang rame terkait bagaimana pemahaman dan persepsi terkait aksi yang sedang viral ini, penulis tidak akan mengulas bagaimana perdebatan dan diskusi terkait viralnya kejadian yang kali ini terjadi yang menyoroti salah satu perguruan seni bela diri ternama yang dalam atraksi tersebut dipastikan menyebabkan satu orang meninggal dunia.

tribunnews.com
tribunnews.com
LAGI, DAN LAGI AKSI EKSTRIM MEMAKAN KORBAN

Lagi dan lagi selalu berulang, dan kadang kita mudah melupakan materi pelajaran kehidupan dari yang sebelumnya terjadi. Bahwa sangat disayangkan banyak masyarakat terkait pertunjukan ekstrim yang dipertujukan dalam acara terkait dengan dunia pendidikan dan wisuda serta perpisahan setingkat SMP dengan pertunjukan ekstrim yang melibatkan santri, tentunya itu memiliki resiko tinggi apabila tidak dilakukan oleh orang yang profesional.

Sebelumnya tentu kita masih ingat bagaimana atraksi profesional di negeri ini yang gagal dalam pertunjukannya yang menyebabkan timnya mengalami luka berat dan nyaris kehilangan nyawanya masih sangat jelas dalam ingatan kita, dan kini lagi kembali heboh dan viral.

Sayangnya kali ini yang menjadi telent adalah santri / siswa yang sejatinya masih berusia anak -- anak, dan tidak disiapkan antisipasi kemungkinan aktraksi gagal baik tim kesehatan ataupun pendukung lain, hal ini tentu sangat disayangkan.

MEMPERTANYAKAN TUJUAN ATRAKSI EKSTRIM DI ACARA TERSEBUT

Tentu semua masih bertanya bagaimana atraksi tersebut bisa dipentaskan pada acara yang harusnya menyuguhkan atraksi yang lebih mendidik dan menghibur bagi santri yang di wisuda dan bahagia di acara perpisahan kelas.

Tapi semua memang telah terjadi, bahwa kenyataannya sampai penulis menuliskan ini infonya masih sangat beragam dan terus berkembang dari beberapa pemberitaan online yang mengatakan bahwa yang meninggal adalah bukan satri MTs Al Kholil, Rangga ( 16 tahun ) adalah warga samarinda yang disitu membantu melatih di ekstrakurikuler Pagar Nusa, sehingga yang bersangkutan ditaruh di posisi yang pertama, sampai pemberitaan bahwa yang bersangkutan adalah santri MTs.

Semua tetap menjadi tidak penting apa ia santri atau bukan tapi yang lebih enjadi penting adalah bahwa ini pelajaran yang sangat berharga dalam setiap kali mengelar aksi pertunjukan yang ekstrim khususnya sejatinya panitia atau pun penyelenggara semestinya menyiapkan kemungkinan hal tertidak baik ( gagal atraksi ) sehingga dapat melakukan upaya pertolongan pertama dengan cepat.

tangkapan layar grup whatsapp
tangkapan layar grup whatsapp
SAKTI TIDAK HARUS DIBUKTIKAN

Penulis dicecar banyak tertanyaan terkait video tersebut, walaupun sebenarnya penulis sama sekali tidak ada kaitan dengan perguruan bela diri yang ada di video tersebut dan sama sekali tidak ada kaitan dengan video itu, tapi soal bagaimana sebenarnya kejadian itu bisa sampai terjadi demikian secara kacamata hypnosis.

Maka menjadi menarik saat mengamati diskusi di group pagi tadi bahwa ada yang mengatakan bahwa itu sebenarny hanya kecelakaan, sampai yang mengatakan bahwa peserta belum persiapan sehingga ia gagal menahan beban mobil tersebut sampai dengan menganggap adanya prosedur yang kurang sempurna yaitu peletakan papan yang kurang sejajar.

Tentunya itu pendapat mereka pribadi dan sah -- sah saja sebagai masyarakat memahami dan memberikan agunmentasi baik mereka sebagai mansyarakat murni atau sebagai salah satu yang ternyata punya pengalaman sebagai anggota perguruan yang sama.

Kesimpulan saya siang tadi adalah :

Ini menurut pemahaman saya ( nggak punya pengalaman atraksi dilindas begituan, dilindas becak aja nggak pernah hahaha )

Biar nggak di skak mati sama mas @Mas Irfan OK semua pasti sudah takdir Allah Ta'ala, bahwa ini atraksi tidak diridhoi dan kata Ustadz @Alumni FHP Fuad Sulaeman udah waktunya.

Saya kurang sependapat dengan Haji @Alumni FHP Ciptoroso bahwa semua tidak membutuhkan persiapan fisik, secara teori manusia terdiri dari pikiran ( mind ) atau mental lah gitu, Tubuh ( body ) dan Soul ( jiwa ), pastinya ini satu kesatuan, dan saling memengaruhi.

Mau sekuat apapun mental dan pikiran kita kalau tubuh / fisik tidak selaras atau tidak dipersiapkan seringkali akan terjadi error, demikian sebaliknya.

Artinya kalau tadi Mas @Cipok Mardi cerita tentang kesiapan olah nafas atau apalah yang tekait pemahaman dan keyakinan yang dipalajari di oleh tenaga dalam pasti bisa saja terjadi masalah kalau nggak disiapkan. artinya persiapan latihan fisik menjadi hal yang penting walau tidak mutlak karena kesatuan.

Saya juga tertarik dengan rasa penasaran master @Yukhsan Wakhyudi yang masih kasih tanda tanya ??? tentang komentar kang kaji @Alumni FHP Ciptoroso tanpa persiapan fisik.

Semoga ini bisa menjawab dan nyaman dihati, bahwa apa yang dipandang Kang @Alumni Antoni Prasetyo juga keren kalau dari orang sulap melihatnya ada persiapan fisik / gimick atau trik yang kurang menjamin keamanan peserta.

Kesimpualannya, apapun bahwa kasusu ini adalah pelajaran berharga buat kita semua, saya tahu mungkin disini ada yang anggota Pager Nusa atau sejenisnya yang terbiasa dan pasti lebih kaya pemahaman atas dasar apa dan alasan apa pertunjukan seperti ini dipertontonkan di area publik.

Pasti akan "Dahsyat !!!" kalau seperti yang telah dilaksanakan dan bisa diliat di Youtobe banyak yang berhasil, tapi tanpa kesiapan yang sempurna baik pikiran, tubuh, dan jiwa talen, ataupun peserta yang melakukan atraksi sangat tidak bijak.

Tentu tanpa persiapan tehnik dan gimick ( kalau terkait dengan tehnik aman aksi panggung ) juga sangat tidak bijak.

Ada Kode Etik, dan ada aturan hukum terkait yang beginian, bagaimana bila ada unsur kelalaian yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang maka hukum akan ditindak sesuai dengan aturan.

Ini alah satu alasan kenapa pengalaman saya dari 2012 tidak pernah mengajarkan dan menyerankan tehnik extrim untuk aksi hypnosis di kelas, wlau sebenarnya bisa ( hanya terbatas saya ajarkan dan berikan itu juga dengan catatan )

Dari zamannya Kang Kaji @Alumni FHP Ciptoroso sampai yang paling baru adalah om @Jurnalis Warga Warto hanya orang tertentu yang saya tunjukkan bagaimana aksi yang dianggap itu sakti, da kenyataannya " TIDAK ADA ORANG SAKTI " tapi " ALLAH SUDAH CIPTAKAN MANUSIA SANGAT SAKTI "

Semoga uraian ini bisa membantu, tambahan walau banyak yang jual pelatihan hipnotis yang mengajarkan hal extrim saya bukan berarti nggak setuju, tapi siapapun bijaklah dengan keilmuan ini.

Bisa jadi kesombongan yang terselubung dari aksi yang kita tunjukkan dan itu halusss banget, kalau Allah tidak ridho..., kalau extrim bisa bahayaa...

Kalau Om @Jurnalis Warga Warto sombong mau ngipnotis orang terus Allah nggak ridho, orangnya malah meled dan ketawa bilang  " weeeee..... aku ora bisa dihipnotis, we... " kalau diviralkan malah bikin ngekek...

Salam positif, sehat dan bahagia

Maafkan saya menyimpulkannya begitu, bisa ditambahkan atau disanggah sekiranya ada yang masih belum tepat

 

Aziz Amin

Semoga keluarga diberikan keikhlasan, dan apapu semoga atas niat baik yang bersangkutan diterima amal ibadahnya, dan bagi panitia semoga bisa cepat selesai persoalan ini dan menjadi pembelajaran serta diberikan kesabaran aamiin...

 Semoga ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, semoga ini yang terakhir dan siapapun yang merasa sakti dan telah belajar tentang ilmu yang diyakini membuat sakti sejatinya tidak perlu dibuktikan dengan aksi ekstrim.

Akan lebih sakti saat kita bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama dengan menunjukkan hal yang memberikan nilai pendidikan dan sebagai contoh.

Semoga manfaat,

 

Aziz Amin | Kompasianer Brebes
Trainer & Hypotherapist MPC School of Hypnotism
WA : 085742201850

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun