Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Gagal Aksi Ektrim Dilindas Mobil di Kaltim

5 Mei 2018   16:56 Diperbarui: 5 Mei 2018   17:06 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tangkapan layar grup whatsapp
tangkapan layar grup whatsapp
SAKTI TIDAK HARUS DIBUKTIKAN

Penulis dicecar banyak tertanyaan terkait video tersebut, walaupun sebenarnya penulis sama sekali tidak ada kaitan dengan perguruan bela diri yang ada di video tersebut dan sama sekali tidak ada kaitan dengan video itu, tapi soal bagaimana sebenarnya kejadian itu bisa sampai terjadi demikian secara kacamata hypnosis.

Maka menjadi menarik saat mengamati diskusi di group pagi tadi bahwa ada yang mengatakan bahwa itu sebenarny hanya kecelakaan, sampai yang mengatakan bahwa peserta belum persiapan sehingga ia gagal menahan beban mobil tersebut sampai dengan menganggap adanya prosedur yang kurang sempurna yaitu peletakan papan yang kurang sejajar.

Tentunya itu pendapat mereka pribadi dan sah -- sah saja sebagai masyarakat memahami dan memberikan agunmentasi baik mereka sebagai mansyarakat murni atau sebagai salah satu yang ternyata punya pengalaman sebagai anggota perguruan yang sama.

Kesimpulan saya siang tadi adalah :

Ini menurut pemahaman saya ( nggak punya pengalaman atraksi dilindas begituan, dilindas becak aja nggak pernah hahaha )

Biar nggak di skak mati sama mas @Mas Irfan OK semua pasti sudah takdir Allah Ta'ala, bahwa ini atraksi tidak diridhoi dan kata Ustadz @Alumni FHP Fuad Sulaeman udah waktunya.

Saya kurang sependapat dengan Haji @Alumni FHP Ciptoroso bahwa semua tidak membutuhkan persiapan fisik, secara teori manusia terdiri dari pikiran ( mind ) atau mental lah gitu, Tubuh ( body ) dan Soul ( jiwa ), pastinya ini satu kesatuan, dan saling memengaruhi.

Mau sekuat apapun mental dan pikiran kita kalau tubuh / fisik tidak selaras atau tidak dipersiapkan seringkali akan terjadi error, demikian sebaliknya.

Artinya kalau tadi Mas @Cipok Mardi cerita tentang kesiapan olah nafas atau apalah yang tekait pemahaman dan keyakinan yang dipalajari di oleh tenaga dalam pasti bisa saja terjadi masalah kalau nggak disiapkan. artinya persiapan latihan fisik menjadi hal yang penting walau tidak mutlak karena kesatuan.

Saya juga tertarik dengan rasa penasaran master @Yukhsan Wakhyudi yang masih kasih tanda tanya ??? tentang komentar kang kaji @Alumni FHP Ciptoroso tanpa persiapan fisik.

Semoga ini bisa menjawab dan nyaman dihati, bahwa apa yang dipandang Kang @Alumni Antoni Prasetyo juga keren kalau dari orang sulap melihatnya ada persiapan fisik / gimick atau trik yang kurang menjamin keamanan peserta.

Kesimpualannya, apapun bahwa kasusu ini adalah pelajaran berharga buat kita semua, saya tahu mungkin disini ada yang anggota Pager Nusa atau sejenisnya yang terbiasa dan pasti lebih kaya pemahaman atas dasar apa dan alasan apa pertunjukan seperti ini dipertontonkan di area publik.

Pasti akan "Dahsyat !!!" kalau seperti yang telah dilaksanakan dan bisa diliat di Youtobe banyak yang berhasil, tapi tanpa kesiapan yang sempurna baik pikiran, tubuh, dan jiwa talen, ataupun peserta yang melakukan atraksi sangat tidak bijak.

Tentu tanpa persiapan tehnik dan gimick ( kalau terkait dengan tehnik aman aksi panggung ) juga sangat tidak bijak.

Ada Kode Etik, dan ada aturan hukum terkait yang beginian, bagaimana bila ada unsur kelalaian yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang maka hukum akan ditindak sesuai dengan aturan.

Ini alah satu alasan kenapa pengalaman saya dari 2012 tidak pernah mengajarkan dan menyerankan tehnik extrim untuk aksi hypnosis di kelas, wlau sebenarnya bisa ( hanya terbatas saya ajarkan dan berikan itu juga dengan catatan )

Dari zamannya Kang Kaji @Alumni FHP Ciptoroso sampai yang paling baru adalah om @Jurnalis Warga Warto hanya orang tertentu yang saya tunjukkan bagaimana aksi yang dianggap itu sakti, da kenyataannya " TIDAK ADA ORANG SAKTI " tapi " ALLAH SUDAH CIPTAKAN MANUSIA SANGAT SAKTI "

Semoga uraian ini bisa membantu, tambahan walau banyak yang jual pelatihan hipnotis yang mengajarkan hal extrim saya bukan berarti nggak setuju, tapi siapapun bijaklah dengan keilmuan ini.

Bisa jadi kesombongan yang terselubung dari aksi yang kita tunjukkan dan itu halusss banget, kalau Allah tidak ridho..., kalau extrim bisa bahayaa...

Kalau Om @Jurnalis Warga Warto sombong mau ngipnotis orang terus Allah nggak ridho, orangnya malah meled dan ketawa bilang  " weeeee..... aku ora bisa dihipnotis, we... " kalau diviralkan malah bikin ngekek...

Salam positif, sehat dan bahagia

Maafkan saya menyimpulkannya begitu, bisa ditambahkan atau disanggah sekiranya ada yang masih belum tepat

 

Aziz Amin

Semoga keluarga diberikan keikhlasan, dan apapu semoga atas niat baik yang bersangkutan diterima amal ibadahnya, dan bagi panitia semoga bisa cepat selesai persoalan ini dan menjadi pembelajaran serta diberikan kesabaran aamiin...

 Semoga ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, semoga ini yang terakhir dan siapapun yang merasa sakti dan telah belajar tentang ilmu yang diyakini membuat sakti sejatinya tidak perlu dibuktikan dengan aksi ekstrim.

Akan lebih sakti saat kita bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama dengan menunjukkan hal yang memberikan nilai pendidikan dan sebagai contoh.

Semoga manfaat,

 

Aziz Amin | Kompasianer Brebes
Trainer & Hypotherapist MPC School of Hypnotism
WA : 085742201850

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun