SEMUA TERFOKUS PADA NAFSU
Kasus melati adalah ilustrasi yang ternyata dikehidupan nyata telah sangat banyak terjadi, kebanyakan wanita lebih memandang cinta tidak lebih  pada urusan pemenuhan kebutuhan akan keamanan dan nyamannya hidup, baik ia makan enak, tinggak nyaman, dan tampil cantik.
Sehingga dikota -- kota besar seringkali wanita rela menjalani kawin siri dan menjadi simpanan sampai dengan kawin kontrak untuk dasar ini, secara sepintas sepertinya ia beruntung dengan dinikahi siri karena mendapatkan dan terpuaskan apa yang ia sebut sebuah capaian kesuksesan yang berselimut nafsu.
Secara umum juga sama tdak sedikit laki -- laki juga sama seringkali memandang cinta sebatas memandang keindahan dan kecantikan serta kemolekan tubuh, serta pemuasan hasrat seksual, dan tentunya menjadi kebanggaan atas ego kau ini saat berhasil mengawini wanita -- wanita yang dianggap primadona, walau harus merogoh kocek yang besar.
Hal ini kembali kebahasan sebelumnya bahwa seringkali " Cinta itu membutakan " sebenarnya bukan cinta tapi " Nafsu lah yang menjadikan cinta jadi buta ".
Manusia sebagai mahluk yang paling sempurna diantara mahluk Allah Ta'ala seringkali terjun bebas derajatnya tidak lebih seperti binatang, ia hanya berusaha memusakan nafsu semata dan yang tidak menariknya adalah melibatkan dan atas nama agama untuk pembenaran.
SIAPA YANG MERUGI
Banyak artikel yang telah menuliskan selalu saja wanita dianggap tokoh yang paling merugi pada kasus kawin siri, apa benar bahwa hanya wanita ( pasangan wanita ) yang rugi saat kawin siri ?
Penulis sebagai laki -- laki kadang juga prihatin kalau kaum kita orang laki -- laki dianggap sebagai orang yang selalu bersalah pada kasus begini, laki -- laki yang dianggap nafsunya sangat tinggi dan kemaruk maunya punya banyak istri dan anak.
Hahahaha... saya curiga anda berfikir saya mau nikah lagi ?, jangan senyum gitu
Ini serius sahabat kompasina, bahwa kenyataan tidak 100% laki -- laki salah dalam nikah siri, dan tdak selalu korbannya adalah wanita, dan hanya wanita itu.