Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pentingnya Mengenalkan Peran Kakak dan Adik kepada Anak

20 April 2018   16:01 Diperbarui: 22 April 2018   15:23 3606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: smartandhappychild.ro

Perkara ini memang terdengar sepele meman. Banyak orang tidak mengenalkan peran kakak dan adik kepada anak karena merasa hal tersebut bukanlah prioritas. Orang tua kerap beranggapan bahwa peran seorang kakak dan adik akan terbentuk secara otomatis seiring dengan berjalannya tanpa perlu harus diajarkan.

Tidak banyak orang yang berpikir bahwa proses untuk memahami sesuatu hal dan menjadi dewasa dan matang selain pengalaman juga membutuhkan edukasi, pemahaman tentang hal tersebut. Tentu kita sering dengar bagaimana hubungan antara adik dan kakak menjadi tidak harmonis karena pola persepsi yang tidak benar.

Beberapa kasus sering terjadi khususnya pada kakak dan adik dengan jarak yang tidak terlalu jauh (artinya usia kakak dan adik yang terlalu dekat) seringkali menimbulkan persoalan kecemburuan kakak terhadap adiknya. Kecemburuan ini apabila tidak terselesaikan akan menjadi persoalan yang akan terus dilanjutkan ke masa-masa selaenjutnya.

Pentingnya orang tua membaca perubahan perilaku pada harmonisasi antara anak khususnya kakak dan adik kelau diindikasikan adanya kecemburuan yang condong memunculkan prilaku yang berbahaya.

Orang tua harus tahu
Tentu Anda miris saat mendengar seorang adik dibunuh kakaknya hanya karena cemburu, sang kakak menganggap posisinya teracam, dan kakak khawatir dan mengganggap kasih sayang orang tuannya telah berpindah ke asik kecilnya yang hadir belakangan.

Waspadai tanda tanda ini dan orang tua patut untuk belajar memahami apa yang dirasakan kakak pada saat menghadapi kondisi seperti ini.

  • Marah-marah tanpa penyebab atau alasan yang jelas
  • Membuang atau melempar barang-barang, dan bahkan mungkin merusaknya
  • Menunjukkan sikap bermusuhan kepada Anda maupun adiknya
  • Menjadi senang bermain di luar rumah, padahal biasanya lebih banyak bermain di dalam rumah. Atau, menjadi lebih senang bermain di luar rumah dalam waktu yang lebih lama dari biasanya
    Ilustrasi | Dok Pribadi
    Ilustrasi | Dok Pribadi

Peran orang tua mengenalkan peran adik dan kakak

Tenang, Anda mengalami hal yang banyak orang tua alami saat melihat anak Anda sering berantem dan kadang merasa saling berebut kasih sayang.

Dituntut kesabaran ekstra bagi orang tua menghadapi hal seperti ini, seperti anak yang mogok nggak mau sekolah, saat ia merasa bahwa orang tua lebih peduli dan merawat si adik daripada bermaen dengan kakak dan lain sebagainya.

Sebaiknya ini menjadi pelajaran berharga bagi para orang tua, untuk mengenalkan pada kakak, bahwa akan kehadiran teman baru yang nanti akan menjadi adik, bahwa ia akan menjadi sosok yang sama baiknya, sama cantik dan gantengnya dengan kakak.

Berikan pemahaman bahwa nanti adik adalah lahir seperti dulu kakak dilahirkan dalam kondisi yang membutuhkan banyak kasih sayang dan perhatian, adik tidak bisa apa-apa dan harus selalu dengan mamahnya, baik tidur, makan dll.

Memberikan edukasi tentang itu tentu akan menjadi menarik saat sang kakak dilibatkan dan langsung berinteraksi dengan apa yang ia harapkan, artinya orang tua juga selalu berupaya untuk tetap melibatkan kakak dalam setiap apapun aktifits yang dilakukan dengan adik walaupun hanya sebuah penjelasan yang sederhana.

Hal ini akan terus tertanam dalam pikiran kakak bahwa adik adalh sosok yang bersahabat, ia adalah sosok yang harus dilindungi dan buka ancaman, seingga keseimbangan psikologis kakak dan adik juga mulai terbangun dengan sinergi.

Demikian juga bagi si adik pada saatnya ia bertumbuh memberikan edukasi dan pemahaman peran seorang kakak yang menjadi pelindung dan tempat berbagi dan sinergi akan menjadikan ikatan yang kuat akan keduanya.

Mengajak bermain dan berjalan jalan bersama, memberikan ruang dan waktu pada mereka untuk berbagi cerita dan saling memerankan fungsi dan peran masing masing diharapkan akan menambah keakraban mereka dan menjadikan mereka menjadi indvidu yang matang dengan tingkat kedewasaan dan keterikatan yang kuat sebagai satu kesatuan keluarga.

Kakak dan adik tidak harmonis, harus bagaimana?

Bagaimana kalau saat ini hubungan kakak dan adik dirumah tidak harmonis?

Saatnya Anda mulai gali data apa yang menyebabkan keduanya tidak harmonis, jangan sampai hal ini terus berkembang menjadi bibit ketidakharmonisan yang akan berlanjut sampai mereka dewasa. Saatnya orang tua mengambil peranan penting dan meluruskan apapun yang menjadi akar persoalan perbedaan pemahaman di antara keduanya.

Lakukan edukasi dan meluruskan dan mengklarifikasikan apa yang telanjur dipaham salah. Ciptakan situasi biar keterlibatan keduanya benar-benar bisa cair dan dengan suasana kekeluargaan. Tunjukkan bahwa keduanya adalah anak-anak yang luar biasa dengan prestasi dan lebihan dan kekurangan masing masing akan tetapi terima dan hargai tanpa harus dibanding-bandingkan.

Saatnya Anda yang punya kendali sekarang bagaimana mereka ke depan akan menjadi keluarga yang utuh dan bahagia saat Anda telah melampaui masa-masa emas Anda. Jangan sampai anda hanya mampu menangis mengenang masa jaya, masa emas Anda tanpa peduli bibit-bibit permasalahan anak-anak saat ini

Penulis hanya berpesan, anak anak tidak akan menjadi cukup dewasa dengan sekadar menjalani kehidupan. Ia sangat membutuhkan materi dan pembelajaran tentang perilaku baik dan bagaimana peranan masing-masing dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.

Aziz Amin | Kompasianer Brebes
Trainer & Hypnotherapist MPC School of Hypnotism

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun