Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Miras Oplosan di Bandung, Siapa yang Bertanggung Jawab?

10 April 2018   16:25 Diperbarui: 11 April 2018   00:36 3521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Sedari pagi mengamati perkembangan informasi di televisi dan sosial media, berasa miris melihat mendengar dan merasakan apa yang sekarang sedang terjadi di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kabupaten Sukabumi. Dari beberapa sumber yang penulis rangkum saat ini tercatat telah mencapai 45 orang tewas akibat menenggak miras oplosan ( 10/04/2018).

Pemerintah Kabupaten Bandung menetapkan kasus miras oplosa ini menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah melihat jumlah korban terus bertambah dengan jumlah korban lebih dari 100 yang dirawat dan meninggal saat ini mencapai 45 orang.

Tentunya ini menjadi sangat miris, mengingat sebenarnya bila merunut pada sejarah minuman beralkohol / minuman keras ( miras ) sudah sangat banyak korban minuman ini yang telah meninggal dunia.

KECERDASAN MASYARAKAT

Sejatinya masyarakat indonesia seharusnya sudah sangat cerdas dan tahu apa itu minuman keras, bahwa minuman yang secara sadar dibilang sebagai minuman keras ( minuman berbahaya ) akan tetapi masyarakat seringkali memiliki alasan tersendiri yang menjadikan minuman ini eksis dipasaran.

Beberapa alasan mereke penikmatnya mengatakan bahwa dengan minuman keras ini setidaknya ia bisa sejenak melupakan kepenatan dan masalah kehidupan, tekanan ekonomi dan persaingan hidup seringkali dikambing hitamkan menjadikan masyarakat berada pada zona abu -- abu antara menyadar bahaya dan sebuah kondisi yang baginya tidak memiliki pilihan lain kecuali mengkonsumsinya.

Miras seringkali dianggap sebagai sarana rileksasi, karena menurut penikmatnya saat meminum minuman ini bisa berasa melayang dan semua masalah dan beban hidup seperti hilang.

Gaya hidup juga memiliki andil dalam penyalah gunaan minuman ini, hal ini seringkali terjadi pada anak -- anak remaja, hal ini yang menjadikan banyak nya pecandu minuman keras dikalangan remaja sebagai gaya hidup dan sarana sosialisai.

SEBENARNYAmasyarakat sangat tahu apa itu minuman keras bahkan dengan jenis yang strata bawah " Oplosan ", hadir dengan arga murah meriah dan racikan dengan ala kadarnya diyakini menimbulkan sensasi efek yang unix, akan tetapi tentunya dengan kadar yang tidak menggunakan takaran akan sangat berbahaya dan menancam nyawa.

Masyarakat sangat memahami bahayanya akan mengkonsumsi miras dan banyaknya kasus korban meninggal karena miras tentu tidak luput dari informasi yang tersaji pada masyarakat. Akan tetapi selalu berulang dan berulang terkait dengan masih banyaknya orang -- orang yang merasa dirinya sebagai penikmat dan merasa kecanduan mengkonsumsi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun