Catatan dari sesi terapi pikiran*
Malam semakin gelap, dia tetap saja termenung dan memandangi setiap sudut yang terlewati arah pandangnya, dan tetap saja ia nggak bisa menemukan apa yang ia cari, ya... jangankan untuk menemukannya bahkan untuk sekedar melihat saja ia kesusahan.
" Bangsat !!! " gumamnya, ekspresi wajahnya sama sekali tidak menunjukkan tanda bahwa semua baik -- baik saja.
Ia kembali memalingkang pandangan saat ada sorot lampu motor jalanan yang seolah tidak mau tahu akan kegundahannya, suaranya memekikkan telinga, rasanya 1000 kali lebih keras malam ini rasanya. Kadang saat begini emosinya meledak -- ledak, bahkan suara kentut sendiri bisa saja membuatnya marah.
" To...., sudahlah, nggak usah kau cari, masuk saja. Sudah malam loh, tubuhmu butuh istirahat setelah berapa hari ini kau menanti, menunggu dan mencari sesuatu yang kau cari itu " sosok wanita yang sudah tidak muda dari dalam rumah reot itu.
Laki -- laki itu diam saja, asik dalam dunianya, gelap..., sunyi... tapi kepalanya manggut -- manggut seperti ia sangat menikmati alunan gending kehidupan yang membuatnya terhanyut dan terlena.
" ASU !!!!, koe ke neng ndi ? "
" Kamu yang buat aku jadi begini !!!!, kamu yang buat aku merasakan penderitaan ini, awas kalau nanti tiba waktunya aku temukan kamu, aku akan lumat habis !!! " gumam laki -- laki itu sambil tetap manggut manggut.
Mendadak ia menangis, dan menangisnya semakin lama membuatnya sesenggrukan, menangis dengan suara yang semakin lama semakin tinggii dan puncaknya ia menjerit !!!!
" tooo....., ibumu barusan memanggiku "
" ibu cerita banyak tentang mu, kesukaan dan keasikanmu ditempat ini, sampai beberapa waktu kau bahkan mungkin tak tahu dan lupa berapa lama disini " kataku
" kamu mungkin sangat menikmati disini, aku yakin walau kau bilang bahwa ini mungkin menyakitkan atau bahkan membuatmu nggak nyaman, aku mengerti to... "