Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Temukan "Asu" dalam Dirimu

19 November 2017   08:41 Diperbarui: 19 November 2017   08:46 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami berdiskusi tentang ASU, sesekali ia cerita hal yang membuatnya seperti orang yang paling tahu tentang kehidupannya, sesekali ia menjadi orang yang sangat lemah tanpa daya, ya... ini soal "ASU", ia selama ini menunggu dan mencari "ASU" yang dimaknai adalah prilaku buruk yang dilakukan oleh seseorang diluar sana.

ASU itu binatang, dan itu disepakati sebagai simpol yang digunakan banyak orang untuk meluapkan emosi negatif, banyak orang bilang " ASU !!!! ", " ANJING !!!! " atas apa yang ia rasakan tidak nyaman.

ASU tetaplah hanya sebuah binatang ciptaan dari Allah, tidak selamanya asu itu menggonggong, tidak selamanya asu menggigit, bahkan asu bisa menjadi sahabat yang paling setia, di china konon beberapa cerita sejarah anjing ( asu ) bisa bersahabat dengan pemiliknya, bahkan dalam cerita sejarah Islam juga sama, walaupun sebagai binatang najis ( air liurnya ) asu tetap dapat menjadi baik.

Laki -- laki itu datang padaku, " terima kasih, kalau kau tak datang padaku malam itu, aku belum bisa temukan ASU !!! ini, hahahahahah " ia ketawa lepas, tidak tampak wajah yang yang dulu.

Bukan soal siapa dia, tapi soal apa yang ia lakukan, ya... sebenarnya ia sosok yang baik, sebanarnya ia diciptakan baik hanya saja yang dilakukannya itu, ya saat itu itu... ia lagi jadi " ASU ", menyakiti orang lain, menghina orang lain, memperkosa orang lain ... dan itu sisi "ASU " nya dia.

" Sekarang saya mengerti bahwa semua orang punya sisi "ASU" nya masing masing, ia bisa jadi sangat bermartabat saat ia menjadi manusia sebagai fitrahnya, tapi akan menjadi hina dan lebih hina dari binatang se kelas ASU / Anjing ". Katanya.

Ia melanjutkan, jadi yang saya tunggu ia yang saya sebut asu, sejatinya saya mencari sisi emosianal saya, sisi liar saya, sisi binatang saya ya..... sisi ASU saya sendiri mas, " jal tenyata apa yang kita cari duluar sana itu ya ada didalam siri saya sendiri mas, terima kasih banyak mas " ia kembali ketawa.

Terus...., "masih masu cari ASU lagi ?" tanyaku.

" tidak !!!, karena sejatinya aku telah MENEMUKAN "ASU" DALAM DIRIKU, dan ini yang sebenarnya dibutuhkan banyak orang menyadari tentang sisi "ASU" kita, yang bila kita tidak sadari akan menyakiti dan membuat orang lain menyebut kita dengan kata " ASU / Anjing " tegasnya.

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun