Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik, Anti Radikalisme, Penegas Islam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Filsafat Konstruktivisme dalam PBM PAI Perspektif Kurikulum 2013

6 Agustus 2016   21:57 Diperbarui: 6 Agustus 2016   22:00 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

      Sorotan awal konstruktivisme adalah tentang pengetahuan. Konstruktivisme  memandang bahwa ilmu pengetahuan adalah hasil dari konstruksi manusia. Manusia membangun pengetahuannya hasil dari interaksi antara diri dan lingkungannya. Bagi kaum seorang guru konstruktivis pengetahuan tidak dapat ditransfer dari orang ke orang lain, tetapi melalui suatu tahap dan proses yang diinterpretasikan sendiri oleh orang itu. Pengetahuan bukanlah barang jadi, tetapi ia adalah sebuah proses yang terus berubah dan berkembang. Inisiatif, kreativitas dan keaktifan individu sangat berperan dalam mendapatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Paradigma dan Tokoh konstruktivisme

Von Glasersfeld  menyebutkan konstruktivisme tentang kebenaran dan pengetahuan bahwa ada tiga macam konstruktivisme yaitu konstruktivisme radikal, realisme hipotetis dan konstruktivisme biasa (Suparno , 1997). Lebih lanjut Matthews (1994) ada dua tradisi aliran besar dalam konstruktivisme yaitu :

  1. Konstruktivisme Psikologis

Konstruktivisme Psikologis dibagi dua yaitu aliran Peaget yang personal dan Vygotsky yang lebih sosial. Dan adapun konstruktivisme sosiologis berdiri sendiri.

Jean Peaget

Pandangan Peaget yang personal dan individual dalam perolehan dan pembentukan ilmu pengetahuan. Ia memakai dasar-dasar postulat filsafat konstruktivisme dalam bagaimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan. Menurutnya bahwa pengetahuan pada dasarnya adalah teori adaptasi pikiran kedalam suatu proses seperti organisme beradaptasi dengan lingkungan. Sebagai seorang psikolog Peaget lebih tertarik membicarakan bagaimana seorang anak didik dengan pelan-pelan membentuk pengetahuannya sendiri dengan mengembangkan skema-skema dan mengubah skema. Meski diakuinya bahwa pada taraf tertentu lingkungan dipakai anak didik sebagai objek untuk memperoleh pengetahuan.

Ada beberapa teori belajar Peaget yaitu:

Skema

Skema adalah suatu struktur mental atau kognitif yang dengannya secara intelektual seseorang beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skema akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan anak. Skema adalah hasil kesimpulan atau bentukan mental, konstruksi, hipotesis, seperti intelek, kreativitas, kemampuan dan naluri. Suatu contoh anak didik yang sedang berjalan dengan temannya, dan melihat seekor kambing. Saudaranya bertanya,” apa itu? Anak itu melihat dan menjawab “anjing”. Sendainya anak didik itu belum pernah melihat kambing, tapi dalam pikiran anak itu telah terbentuk katagori skema anjing yang mempunyai kemiripan dengan kambing yaitu merangkak, bertelinga, dan berkaki empat. Sehingga anak itu akan menjawab sesuai dengan skema kognitifnya yaitu anjing.

Asimilasi

Asimilasi adalah proses kognitif yang dengan itu anak didik menginterpretasi dan mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru kedalam skema pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Asimilasi juga bisa diartikan sebagai suatu proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru sehingga pengertian orang itu berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun