Entah berapa kali fitri telah ku lalui
Bias seribu kata terucap hampaÂ
Melebur maaf tanpa makna
Namun rasa itu tetap saja menyesakkan dada
Duhai penguasa jiwa dan rasa
Bilakah bayang kelam itu akan sirna
Berganti suka berhias teman sahaja
Tetapi jiwa tetap meronta menunggu pengakuan dosa penjilat lidah
Dosa macam apa yang mereka tak mengerti
Ataukah memang tak  peduli
Mengukuhkan hati penebar benci
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!