A. PENDAHUlUAN.
Hakikat Filsafat Ilmu Kajian tentang sebab dan akibat terbentuknya Ilmu. dalam kajian ini  membahas tentang pengertian filsafat ilmu, struktur ilmu,
dan Objek kajian Filsafat ilmu. Â dimana dalam mempelajarinya kita harus memahami terlebih dahulu tentang pengertianya, objeknya dan sturkturnya.
B. PEMBAHASAN.
1. PENGERTIAN FILSAFAT ILMU.
Setiap orang memeberikan pengertian tentang filsafat berbeda-beda, ini di dasari oleh pengalaman dan pandangan seseorang yang bervariasi.
Contohnya ,Abdu Rozak (2002:24-25) ia mengatakan bahwa ia kesulitan memeberikan definisi filsafat disebabkan, Pengertian filsafat yang terus berkembang dari fase ke fase yang didefinisikan sebagai segala usaha mencintai kebijaksanaan,mencari kebenaran dan jalan keluar dengan segala dampaknya.selain itu satu tokoh dengan tokoh yang lain mendefinisikan filsafat berbeda-beda dikarenakan setiap tokoh hidup dan tumbuh di dalam lingkukanagn dan waktu yang berbeda. istilah filsafat juga dipakai untuk menunjukan berbagai objek yang berbeda-beda.
Sutardjo A.wiharmihadja (2006:9) ia mengatakan bahwa secara etimologis filsafat berasal dari beberapa bahasa, yaitu bahasa inggris dan yunani. dimana dalam bahasa inggris disebut pilosophy, sedangkan dalam bahasa yunani yaitu philein atau philos dan sofien atau sophi. Socrates mengatakan bahwa  filsof adalah orang yang mencintai atau mencari kebijaksanaan atau kebenaran.
Dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan kekebabasan berfikir manusia terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan sesuatu yang bersifat metafisik yang tidak dapat dilihat dengan mata kepala manusia, berhubungan dengan alam semesta, terbentuk oleh hukum perubahan, segala sesuatu yang rasional dan irasional, Â bersifat natural maupun supranatural, berhubungan dengan akal,rasa,pikiran,intuisi dan peresepsi, juga berhubungan dengan hakikat yang terbatas dan tidak terbatas,Â
selain itu juga berhubungan dengan teori pengetahuan pada semua pengetahuan manusia yang objektif maupun subjektif, dan berfungsi juga bermanfaat dalam segala sesuatu yang di inginkan manusia atau sesuatu yang dihindarinya, juga berbuhubungan dengan kebenaran spekulatif yang bersifat rasional sehingga berlaku pemahaman yang menghasilkan penemuan yang dihasilkan dari pemikiran manusia.
2. STRUKTUR ILMU.
Struktur ilmu adalah susunan ilmu dimana dalam penerapannya ilmu dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Ilmu murni (pure Science) ilmu murni adalah ilmu yang murni bermanfaat untuk ilmu itu sendiri bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak guna mempertinggi mutunya.
2. Ilmu praktis(applied science) yaitu ilmu yang langsung dapat diterapkan kepada masyarakat yang bertujuan untuk dipergunakan dalam segala hal guna mempermudah.
3. Ilmu Campuran yaitu pengabungan antara ilmu murni dan ilmu praktis yang dapat dipergunakan dalam kehidupan masyarakat umum.
Dalam fungsi kerjanya  ilmu dibedakan sebagai berikut :
1. Ilmu teoritis rasional yaitu ilmu yang  dominannya memakai cara berpikir deduktif dengan mempergunakan silogisme, mislanya dogmatis hukum.
2. Ilmu empiris praktis yaitu ilmu dimana analisanya induktif saja contohnya dalam pekerjaan sosial atau dalam mewujudkan kesejahteraan umum  di masyarakat.
3. Ilmu teoritis empiris  yaitu ilmu yang mengabungkan cara berfikir induktif-deduktif atau sebaliknya.
para pakar sebagaian membagi ilmu di antaranya ilmu eksakta dan ilmu hukum dimana pada stu titik sulit dibedakan namun pada titik yang lain sangat berbeda satu sama lain.
Ilmu eksakta kesemuanya mempunyai objek  fakta dan benda dimana hukumnya pasti dan tidak dapat dipengaruhi oleh manusia.contohnya ilmu teknik, matematika,fisika.
Ilmu sosial hukum ilmu yang relatif tidak sama dalam berbagai ruang dan waktu dimana yang selalu ada perubahan tergantung pada situasi dan kondisi lingkungan, bahkan bisa dipengaruhi dan di atur oleh manusia. contohnya ilmu administrasi,ekonomi,politik.
3. OBJEK KAJIAN FILSAFAT ILMU.
a. Pengetahuan Dan Ilmu.
Ilmu berasal dari bahasa arab, yakni "ilm" yang diartikan pengetahuan. Dalam filsafat, Ilmu dan pengetahuan itu berbeda, pengetahuan bukan berarti ilmu, tetapi ilmu merupakan akumulasi pengetahuan. Dalam filsafat ilmu, pengetahuan adalah objek utama namun bisa juga,ilmu lah yang menjadi objek filsafat ilmu. Seperti halnya ketika ada pernyataan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman, munculah pertanyaan bagaimana memperoleh pengalaman tersebut.Â
Pengetauan dibedakan menjadi 3 kreteria menurut ( Juhaya S. Pradja, 1997:6) yaitu :
1. Â Adanya suatu gagasan dalam fikiran.
2. Adanya kesetaraan antara pikiran dengan benda yang nyata.
3. Adanya  keyakinan tentangan sesuatu yang dipikirkan dengan sesuatu yang nyata.
b. Â Manfaat Mempelajari Filsafat
 Adapun Manfaat nya yaitu kita dapat mengetahui objek-objeknya, pengertianya, dan maksud dari filsafat ilmu itu sendiri, kemudian kita dapat menambah cara berfikir kita dalam memahami suatu masalah yang sentantiasa dikaji secara rasional,sistematis,bahkan logis. kemudian dapat mengarahkan kita sebagai manusia untuk mengakui bahwa ilmu pengetahuan memiliki kebenaran yang relatif, sehingga setiap pemikiran memiliki nilai kebenaranya tersendiri.
C. Â Metode Mempelajari Filsafat.
Ada tiga metode dalam belajar filsafat diantaranya yaitu:
1. Metode sistematis dimulai dengan banyak membaca buku filsafat, pahami pengertiannya, objeknya, sistematikanya dan makna antologi,epistimologi dan aksiologi.
2. Metode Historis  dimulai dengan mempelajari sejarah filsafat,seluk beluk dan kelahirannya.
3. Metode kritis yaitu metode yang melibatkan penalaran yang kontemplatif dan radikal, bahkan pemikiran filosof bukan sekedar dipahami melainkan di keritisi.
Metedeologi Filsafat  Ada 3 yaitu:
1. Metode deduksi yaitu metode berpikir yang menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum, yang diterapkan pada sesuatu yang bersifat khusus.
2. Metide Induksi yaitu metode berfikir  yag menarik kesimpulan dari prinsip khusus yang diterapkan pada sesuatu yang bersifat umum.
3. metode dialekta, yaitu metode berfikir yang menarik kesimpulan melalui tiga tahap atau jenjang, yakni tesis, antitesis dan sintetis.
Berarti untuk mempelajari filsafat ilmu kita harus memahami antologi terlebih dahulu baru epistimologi. Dalam mempelajari kedua nya kita harus memahamami pendekatannya terlebih dahulu.
D. Penutup.Â
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa ketika mempelajari filsafat ilmu kita harus mengetahui pengertiannya, strukturnya, objek dan metodenya. Setelah kita mengetahuinya maka kita akan memahami bahwa kajian tentang filsafat ilmu berbeda-beda karena setiap pemikiran seseorang dan pengalaman seseorang berbeda beda. Apa yang manusia lihat objeknya bisa sama namun hasil pemikirannya berbeda.
semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kami penulis maupun pembacanya. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan,kami sebagai penulis sangat mengaharpkan saran agar artikel ini dapat menjadi lebih sempurna.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI