yang terus maju pada Gang Siliwangi, terdapat kisah hidup seorang buruh bangunan bernama Pak Maryadi. Dalam sebuah rumah kecil yang bisa dikatakan tidak layak huni, tempat yang mereka memang tak memiliki banyak ruang tetapi menjadi tempat nyaman untuk bertenduhnya keluarga kecilnya ini.
Dalam hiruk-pikuk kota BandungPak Maryadi menjadi seorang buruh bangunan yang akan bekerja jika ada panggilan saja dan biasanya hanya digaji 100rb dalam seminggu, dia tetap tegar dalam hidupnya untuk keluarganya.
Jika dilihat dari tempat tidur yang tidak layak tetapi menurut mereka tetap menjadi tempat peristirahatan yang sangat nyaman setelah menjalani hari. Sebuah dapur kecil yang sangat kecil tetapi cukup untuk keluarga ini menghidangkan makanan lezat yang menghangatkan hati dan perut keluarga Maryadi.
Meskipun hidup dalam keterbatasan, seorang buruh bangunan ini memiliki tekad yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Kegembiraan anak-anaknya menjadi energi tambahan pak Maryadi yang membuatnya bertahan melalui segala tantangan. Rumah kecil itu bukan hanya tempat berteduh, tetapi juga arena kebahagiaan yang sejati.
Melalui kesederhanaan rumah kecilnya, dia menunjukkan kepada dunia bahwa kebahagiaan tidak selalu terletak pada materialisme, melainkan pada kepuasan dan rasa syukur atas apa yang telah diperolehnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H