Mohon tunggu...
azizah puspasari
azizah puspasari Mohon Tunggu... Bidan - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melakukan Skrinning Pada Balita Menggunakan Lembar Kuesioner KPSP untuk Mengetahui Tumbuh Kembang Pada Balita

14 September 2024   19:43 Diperbarui: 14 September 2024   19:46 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2 Skrinning KPSP Pada Balita/dokpri

Skrining tumbuh kembang anak balita merupakan langkah penting dalam memastikan perkembangan optimal mereka di usia 0-5 tahun. Salah satu metode yang digunakan adalah Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP). Di Posyandu Giwangan, Yogyakarta, pelaksanaan skrining ini dilakukan sebagai bagian dari program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk mendeteksi dini keterlambatan perkembangan anak, sekaligus memberikan edukasi kepada ibu balita mengenai pentingnya stimulasi perkembangan anak.


Proses tumbuh kembang anak, terutama di usia balita, harus dipantau secara rutin. Masa balita adalah periode kritis, di mana perkembangan fisik, motorik, bahasa, serta sosial-emosional berlangsung dengan cepat. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) memperkirakan sekitar 5-10% anak mengalami keterlambatan perkembangan, dengan 1-3% di antaranya mengalami keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay. Oleh sebab itu, deteksi dini sangat diperlukan untuk mencegah dampak jangka panjang.

Program KPSP yang didukung oleh Kementerian Kesehatan RI dan UNICEF berperan sebagai alat monitoring perkembangan balita yang dapat mendeteksi keterlambatan dan penyimpangan secara berkala. Di Posyandu Giwangan, pelaksanaan skrining ini menjadi langkah penting untuk melaporkan status perkembangan balita dan memberikan pengetahuan tambahan kepada ibu balita mengenai cara memberikan stimulasi yang tepat.

Gambar 2 Skrinning KPSP Pada Balita/dokpri
Gambar 2 Skrinning KPSP Pada Balita/dokpri

Skrining KPSP Pelaksanaan skrining menggunakan KPSP di Posyandu Giwangan menerapkan pendekatan deskriptif kuantitatif. Sampel terdiri dari 16 anak balita, dengan pembagian 8 perempuan dan 8 laki-laki. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.


Alur skrining menggunakan KPSP dimulai dengan menentukan usia balita dan memberikan lembar kuesioner yang sesuai. Setiap orang tua diminta untuk menjawab pertanyaan berdasarkan kemampuan anak, seperti motorik halus, motorik kasar, bahasa, serta aspek sosial-emosional. Setelah itu, hasil skrining dikategorikan dalam tiga kategori: perkembangan optimal, perlu dipantau, atau memerlukan intervensi.

Hasil Skrining Dari 16 balita yang menjadi responden, 14 anak menunjukkan hasil optimal sesuai kriteria KPSP. Dua anak lainnya menunjukkan hasil yang tidak memenuhi, dengan satu perempuan berusia 22 bulan dan satu laki-laki berusia 6 bulan. Tim KKN kemudian melakukan kunjungan ke rumah balita tersebut untuk memberikan edukasi kepada orang tua tentang cara menstimulasi perkembangan anak, serta tindakan yang perlu diambil guna mengatasi masalah keterlambatan yang terdeteksi.

Pembahasan Skrining KPSP memiliki peran penting dalam pemantauan perkembangan anak. Melalui skrining yang dilakukan secara rutin, orang tua dapat mengetahui kondisi perkembangan anak, termasuk dalam aspek motorik, bahasa, dan sosial-emosional. Selain itu, hasil skrining memberikan rekomendasi bagi tenaga kesehatan untuk merujuk anak ke layanan medis lanjutan jika ditemukan indikasi keterlambatan perkembangan.

Program KPSP juga membantu meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya memperhatikan tumbuh kembang anak. Pengetahuan tentang stimulasi perkembangan yang tepat dapat membantu anak mencapai perkembangan optimal sesuai usianya.

Skrining KPSP terbukti efektif dalam mendeteksi dini keterlambatan perkembangan balita dan memberikan pemantauan secara berkala. Program ini berperan penting dalam memastikan tumbuh kembang balita berjalan sesuai tahapannya. Intervensi yang tepat waktu sangat diperlukan agar balita tidak mengalami masalah perkembangan yang berkelanjutan.

Pelaksanaan skrining secara rutin di Posyandu, seperti yang dilakukan di Posyandu Giwangan, dapat menjadi model pelaksanaan yang bermanfaat bagi posyandu lain di berbagai daerah, guna mendukung kesehatan dan kesejahteraan balita di seluruh Indonesia.

Penulis : Anggota KKN UNISA Yogyakarta Kelompok 02 

DPL : Pratika Wahyu Hidaya. M.Keb

Lokasi KKN : RW 04, Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun