Mohon tunggu...
azizah nurul laili
azizah nurul laili Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Saya hobi menggambar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peninggalan Kerajaan Buddha Candi Mendut

22 September 2023   17:30 Diperbarui: 22 September 2023   17:31 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bkborobudur/candi-mendut/

Lokasi

Candi mendut merupakan salah satu candi bercorak budha yang ada di indonesia. Lokasi candi mendut ini terletak dj ialan Mayor Kusen, Desa mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Candi Mendut berada sekitar 3 km dari Candi Borobudur. Seperti halnya Candi Borobudur, lingkungan geografis Candi Mendut dikelilingi  oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan Pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungai Progo dan Elo.

Sejarah

Candi mendut pertama kali ditemukan pada tahun 1836. Seluruh bangunan candi ditemukan kecuali bagian atapnya. Pada tahun 1897-1904 dilakukan usaha penggalian dan pemugaran dan perbaikan perdana oleh Belanda. Pemugaran tersebut berhasil membangun bagian kaki dan tubuh candi. Pada tahun 1908 T. van Erp melanjutkan perbaikan Candi Mendut bersamaan dengan perbaikan Candi Borobudur, akan tetapi perbaikan tersebut belum selesai karena tapnya belum dapat dipasang. Perbaikan selanjutnya juga dilakukan pada tahun 1925 yang menghasilkan beberapa stupa kecil dapat dipasangkan kembali pada atap candi.

Diperkirakan usia Candi Mendut lebih tua dari Candi Borobudur atau paling tidak, sejaman dengan Candi Borobudur. Ini berdasarkan temuan tulisan pendek (inskripsi) yang diduga berasal dari bagian atas pintu masuk.

Bentuk bangunan

Candi Mendut terbuat dari batu andesit pada bagian luar dan bata pada bagian dalam bangunan (tidak terlihat). Candi Mendut menghadap ke barat laut, berlawanan dengan Candi Borobudur yang menghadap ke Timur. Denah candi berbentuk  persegi panjang dengan ukuran panjang 33,80 m x lebar 25 m dan tinggi bangunan 18,95 m. Tinggi  batur (bagian kaki candi) setinggi 3,7 m dan terdapat tangga masuk yang terdiri dari  14 anak tangga.   Bangunan candi berbilik satu, dengan tangga di sisi Barat Laut. Di atas kaki candi terdapat langkan setinggi 1 m dan selasar selebar 2,48 m. Bangunan candi secara arsitektural dibagi menjadi 3 bagian yaitu kaki, tubuh, dan atap.

Pangkal pipi tangga dihiasi makara, yaitu bentuk kepala naga  berbelalai gajah yang mulutnya sedang terbuka lebar. Makara ini berjumlah 2 buah (sepasang). Di dalam mulut naga terdapat seekor singa. Di bawah kepala naga terdapat panil berbentuk makhluk kerdil  (Gana).

Relief

Dinding pipi tangga dihiasi dengan beberapa panil berpahat yang menggambarkan berbagai cerita yang mengandung ajaran Buddha (relief-relief cerita Pañcatantra  dan Jataka). Pañcatantra adalah sebuah karya sastra dunia yang berasal dari Kashmir, India dan ditulis pada abad-abad pertama Masehi.

Pañcatantra ini mengisahkan seorang brahmana bernama Wisnusarma yang mengajari tiga pangeran putra Prabu Amarasakti mengenai kebijaksanaan duniawi dan kehidupan, atau secara lebih spesifik disebut ilmu politik atau ilmu ketatanegaraan. Ilmu pelajarannya terdiri atas lima buku, itulah sebabnya disebut Pañcatantra yang secara harfiah berarti “lima ajaran”. Lima bagian ini merupakan lima aspek yang berbeda dari ajaran sang brahmana ini. Bagian-bagian tersebut di dalam buku bahasa Sanskerta yang berjudulkan Tantrakhyāyika dan dianggap sebagai Pañcatantra yang tertua, adalah sebagai berikut:

1. Mitrabheda(Perbedaan Teman-Teman)

2. Mitraprāpti(Datangnya Teman-Teman)

3. Kākolūkīya(Peperangan dan Perdamaian)

4. Labdhanāśa(Kehilangan Keberuntungan)

5. Aparīkṣitakāritwa(Tindakan yang Tergesa-Gesa )

Elemen candi

Arca

Di dalam bilik candi terdapat tiga arca Buddha yaitu  arca Cakyamuni dengan posisi duduk bersila bersikap sedang melakukan khotbah, arca Avalokitesvara sebagai bodhisattva penolong manusia, dan arca Maitreya sebagai Bodhisatva pembebas manusia kelak di kemudian hari

Stupa

Berdasarkan draft rekonstruksi, atap candi mendut terdapat stupa-stupa berjumlah 48 buah, yang terdiri dari 24 buah pada tingkat pertama, 16 buah pada tingkat kedua, dan 8 buah pada bagian teratas. Hingga kini bagian atap candi ini tidak sempurna seluruhnya. Terdapat pula bentuk-bentuk stupa memanjang ke atas seperti silinder. Namun stupa-stupa ini masih direkonstruksi di sebelah utara Candi Mendut dan belum dapat dipasang pada candi.

Jaladwara

Jaladwara ini berada di tempat sepanjang dinding luar langkan terdapat jaladwara atau saluran untuk membuang air dari selasar. Jaladwara terdapat di kebanyakan candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.  Jaladwara di Candi Mendut lebih ramping dan lebih kecil dibandingkan dengan jaladwara pada Candi Borobudur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun