Pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar negara Indonesia, merupakan landasan yang kokoh dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai dasar negara, Pancasila tidak hanya menjadi pedoman dalam membangun tatanan negara yang berdaulat, tetapi juga sebagai pandangan hidup yang memandu perilaku dan interaksi sosial masyarakat. Istilah "Pancasila" berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu panca (lima) dan sila (prinsip atau asas). Lima sila dalam Pancasila mencakup nilai-nilai yang universal dan abadi, meliputi Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial.
Seiring dengan perkembangan zaman, penerapan Pancasila sering kali menghadapi tantangan. Globalisasi, kemajuan teknologi, dan perubahan nilai sosial memberikan tekanan terhadap internalisasi nilai-nilai Pancasila, khususnya di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, penting untuk menggali kembali makna, sifat, dan nilai-nilai Pancasila serta strategi untuk mempertahankannya dalam kehidupan berbangsa. Pancasila memiliki berbagai sifat yang menjadikannya relevan dan kokoh sebagai panduan hidup bangsa Indonesia:
1. Dinamis dan Terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa mengubah esensi dasarnya. Sebagai ideologi yang fleksibel, nilai-nilai Pancasila dapat diterjemahkan sesuai konteks sosial, budaya, dan politik masyarakat modern, sehingga tetap relevan di tengah arus globalisasi.
2. UniversalÂ
Nilai-nilai Pancasila berlaku secara menyeluruh tanpa membedakan suku, agama, ras, atau golongan. Prinsip universal ini menegaskan bahwa Pancasila adalah milik bersama, yang mengikat seluruh rakyat Indonesia untuk hidup dalam harmoni dan kebersamaan.
3. Tetap
Sebagai dasar negara, Pancasila bersifat tetap dan tidak dapat diubah. Nilai-nilai Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi landasan konstitusional yang mengatur kehidupan berbangsa.Â
4. Objektif
Sifat obyektif ini memastikan bahwa Pancasila tidak hanya sekadar konsep ideal, tetapi juga diterapkan dalam praktik kehidupan sehari-hari.
5. Subjektif
Selain bersifat obyektif, Pancasila juga memiliki sifat subjektif, yang mencerminkan nilai-nilai budaya, tradisi, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Nilai-nilai ini lahir dari refleksi mendalam para pendiri bangsa dan pengalaman sejarah Indonesia sebagai bangsa yang beragam.
Nilai-nilai setiap sila dalam Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang dapat menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari:
1. Ketuhanan Yang Maha EsaÂ
Menegaskan pentingnya menghormati keberagaman agama dan keyakinan, serta mendorong toleransi antarumat beragama. Sila ini mencerminkan nilai-nilai spiritual dan moral yang menjadi landasan kehidupan bermasyarakat.
2. Kemanusiaan yang Adil dan BeradabÂ
Mengajarkan penghormatan terhadap hak asasi manusia, kesetaraan, dan keadilan sosial. Nilai ini mendorong setiap individu untuk memperlakukan sesama dengan adil dan beradab tanpa diskriminasi.
3. Persatuan IndonesiaÂ
Menekankan pentingnya menjaga keutuhan bangsa di tengah keberagaman budaya, agama, dan suku bangsa. Nilai persatuan ini menjadi dasar bagi terciptanya solidaritas dan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Mengajarkan pentingnya musyawarah dan demokrasi sebagai sarana pengambilan keputusan yang adil dan bijaksana. Nilai ini mengedepankan kebersamaan dalam mencari solusi untuk kepentingan bersama.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat IndonesiaÂ
Menekankan pentingnya pemerataan kesejahteraan, penghapusan kesenjangan sosial, dan penghormatan terhadap hak-hak dasar setiap individu.
Tantangan dalam Internalisasi Nilai-nilai Pancasila Di era modern, internalisasi nilai-nilai Pancasila menghadapi berbagai tantangan, di antaranya:
1. Pengaruh Globalisasi dan Budaya AsingÂ
Budaya asing yang masuk melalui teknologi dan media sosial sering kali dianggap lebih menarik, sehingga nilai-nilai lokal, termasuk Pancasila, terancam kehilangan relevansinya.
2. Kurangnya Pemahaman tentang PancasilaÂ
Minimnya pendidikan dan sosialisasi mengenai Pancasila di kalangan generasi muda menyebabkan rendahnya pemahaman mereka terhadap makna dan penerapan nilai-nilai tersebut.
3. Keterbatasan Akses Pendidikan
Keterbatasan akses pendidikan Pancasila menjadi salah satu tantangan utama dalam upaya menginternalisasi nilai-nilai dasar negara ini di kalangan masyarakat, khususnya di antara generasi muda. Meskipun Pancasila adalah ideologi yang sangat penting, Tidak semua individu memiliki akses yang setara untuk memperoleh pendidikan yang memadai mengenai Pancasila. Di banyak daerah, terutama di wilayah terpencil atau kurang berkembang, kurikulum yang membahas Pancasila sering kali tidak memadai, dan sumber daya untuk mengajarkan nilai-nilai ini bisa sangat terbatas. Selain itu, kualitas pengajaran mengenai Pancasila dapat bervariasi, tergantung pada kemampuan guru dan dukungan dari pemerintah setempat.
4. Persepsi bahwa Pancasila Sebagai Formalitas
Ada anggapan di kalangan sebagian generasi muda bahwa Pancasila tidak lagi relevan dengan tantangan zaman modern, sehingga mereka tidak berusaha untuk memahami dan mengamalkannya. Sebagian generasi muda beranggapan bahwa Pancasila tidak lagi relevan dengan tantangan zaman modern, sehingga mereka cenderung mengabaikan upaya untuk memahami dan mengamalkannya.
Solusi dan Strategi Penguatan Nilai Pancasila untuk menghadapi tantangan ini, beberapa langkah strategis dapat dilakukan:
1. Penguatan Pendidikan PancasilaÂ
Pendidikan yang relevan dan inovatif dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila secara efektif di kalangan generasi muda.
2. Pengembangan Minat LiterasiÂ
Berdasarkan penelitian, dalam pelaksanaan literasi di sekolah mengintegrasikan nilai-nilai karakter bangsa yang ditanamkan, seperti disiplin, kreativitas, rasa ingin tahu, penghargaan terhadap prestasi, sikap bersahabat dan komunikatif, minat membaca, serta rasa tanggung jawab.
3. Pemanfaatan Teknologi DigitalÂ
Media sosial dan teknologi digital dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi dan kampanye kreatif yang mempromosikan nilai-nilai Pancasila.
4. Peran Keluarga dan MasyarakatÂ
Keluarga dan masyarakat berperan penting dalam membentuk karakter generasi muda yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila adalah fondasi utama kehidupan berbangsa yang harus terus dijaga dan diperkuat. Dengan pemahaman yang mendalam dan penerapan nilai-nilainya, Pancasila dapat menjadi solusi atas berbagai tantangan sosial, politik, dan budaya yang dihadapi bangsa Indonesia. Sebagai panduan moral dan etika, Pancasila akan tetap relevan dalam membangun masyarakat yang adil, makmur, dan beradab di tengah arus perubahan global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI