Remaja merupakan masa di mana anak-anak mulai memasuki masa transisi menjadi orang dewasa. Dalam fase ini, anak-anak seringkali dihadapi dengan hal-hal baru yang ingin mereka ketahui. Remaja merasa bahwa mereka perlu mencari jati diri, mencoba hal baru, dan keinginan untuk mengikuti teman sebayanya. Terkadang hal-hal yang ingin remaja ketahui, merupakan hal-hal yang negatif atau dapat menjerumuskan mereka kepada kenakalan remaja. Salah satunya adalah penggunaan narkotika. Pemahaman remaja mengenai narkoba sangat penting untuk menjadi pertahanan mereka untuk mencegah mereka terjerumus dalam penggunaan zat terlarang.
Pada dasarnya remaja sudah memiliki pemahaman mengenai apa itu narkoba. Mereka dapat dengan baik menjelaskan mengenai narkoba, jenis-jenis narkoba, alasan orang-orang menggunakan narkoba, dampaknya, dan pencegahannya, bahkan mereka mengetahui bahwa narkoba merupakan suatu zat yang harus dihindari. Namun, pengetahuan tersebut hanya sebatas pengetahuan dasar yang masih harus diperdalam. Masih banyak remaja yang belum sepenuhnya memahami apa itu narkoba, dan beberapa di antaranya bahkan tertarik untuk mencobanya. Sehingga diperlukan pemahaman mendalam mengenai narkoba kepada remaja agar mereka mengetahui konsekuensi dari penggunaanya dan dapat mengajak mereka untuk berpikir kritis terhadap dampak jangka panjang dari penggunaan narkoba. Selain itu, meskipun sebagian remaja tidak lagi sepenuhnya awam mengenai bahaya narkoba, mereka tetap merasa bahwa edukasi yang dilakukan pemerintah maupun di sekolah-sekolah belum cukup berpengaruh untuk membuat mereka benar-benar menjauhi narkoba.Â
Edukasi mengenai narkoba kepada remaja biasanya dilakukan dengan cara melakukan kampanye, sosialisasi, ataupun penyuluhan. Namun, hal tersebut dapat dikatakan kurang efektif karena tidak sesuai kebutuhan remaja. Sosialisasi yang biasanya dilakukan untuk remaja, seringkali dianggap hal yang membosankan untuk remaja karena mereka dapat dikatakan sudah cukup paham mengenai narkoba. Mereka merasa bahwa kampanye, sosialisasi atau penyuluhan hanya penyampaian pesan-pesan normatif yang mudah mereka pahami, tetapi tidak cukup menyentuh hati mereka atau memberikan solusi yang nyata dalam menghadapi tekanan sosial dan masalah emosional. Untuk itu, penting sekali melakukan edukasi yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan remaja. Sosialisasi atau penyuluhan mengenai narkoba perlu lebih dari sekedar sosialisasi formal yang biasanya dilakukan di sekolah-sekolah. Sosialisasi harus menggunakan pendekatan yang inovatif agar pesan yang disampaikan benar-benar sampai dan dipahami.
Sosialisasi dapat dilakukan dengan melibatkan remaja secara aktif, dengan melibatkan remaja dalam diskusi dan aktivitas nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. contohnya dengan melalui kegiatan berbasis proyek atau simulasi tentang dampak narkoba, sehingga mereka dapat lebih memahami risiko narkoba dari sudut pandang yang lebih personal. Selain itu, sosialisasi juga dapat lebih berfokus pada diri atau psikologis remaja. Pendekatan ini bisa berupa program mentoring, bimbingan pribadi, karena seperti yang kita ketahui salah satu alasan remaja menggunakan narkoba adalah tidak dapat mengelola masalah emosional mereka. Untuk itu, perlu dibentuk program yang mengajarkan remaja mengenai bagaimana cara mengelola stres, mengatasi masalah, dan menolak ajakan teman sebaya bisa menjadi strategi yang lebih efektif daripada sekadar memberikan informasi tentang bahaya narkoba. Dengan demikian, mereka tidak hanya paham bahaya narkoba, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menjauhinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H