Berdasarkan data kasus COVID-19 di Indonesia, grafik angka kasus COVID-19 sampai saat ini masih terus naik sehingga protokol kesehatan yang ketat masih tetap harus diterapkan di setiap aspek kehidupan kita.
Oleh karena itu, akses ke dokter gigi untuk perawatan gigi dan mulut pada kondisi saat ini harus ditunda, kecuali untuk tindakan kegawatdaruratan. Dengan demikian menjaga kondisi gigi dan mulut tetap sehat menjadi sangat penting.
Selain sikat gigi dan pasta gigi, obat kumur merupakan salah satu produk kesehatan gigi dan mulut yang sudah banyak dikenal dan mudah ditemukan di pasaran. Salah satu tujuan penggunaan obat kumur adalah untuk menyegarkan mulut dan mengurangi bau mulut.
Namun, selain manfaat tersebut jenis obat kumur tertentu dapat memberikan manfaat lain seperti anti gigi berlubang, membunuh kuman, dan mencegah plak. Namun, apakah Anda sudah mengetahui dengan betul apa itu obat kumur?Â
Mari simak penjelasannya di bawah ini...
Berdasarkan American Dental Association, penggunaan obat kumur direkomendasikan sebagai produk kesehatan gigi dan mulut tambahan dan bukan pengganti kebiasaan menyikat gigi dan flossing setiap hari (ADA, 2019).
Penggunaan obat kumur diketahui efektif dalam mengurangi jumlah plak pada gigi dan dapat menjangkau area yang sulit dijangkau oleh menyikat gigi. Namun, penggunaan obat kumur ini tidak direkomendasikan untuk anak di bawah umur 6 tahun, karena pada usia tersebut anak masih belum dapat berkumur dengan baik sehingga terdapat risiko obat kumur yang tertelan.
Secara umum, terdapat 2 jenis obat kumur yang dapat ditemukan, yaitu obat kumur kosmetik dan terapeutik (pengobatan).
- Obat kumur kosmetik adalah obat kumur yang dapat mengontrol bau mulut dan meninggalkan rasa yang enak pada mulut untuk sementara waktu, namun tidak memiliki efek dalam mengurangi risiko gigi berlubang atau penyakit gusi.
- Obat kumur terapeutik adalah obat kumur yang memiliki bahan aktif yang dapat membantu mengontrol atau mengurangi bau mulut, radang gusi, plak, dan risiko gigi berlubang.
Obat kumur kosmetik dapat Anda temukan dan beli secara bebas di pasaran, sedangkan obat kumur terapeutik ada yang tersedia bebas di pasaran dan ada yang memerlukan resep untuk pembeliannya. Hal tersebut bergantung pada formulasi bahan aktif yang digunakannya.
Bagaimana saya tahu obat kumur apa yang saya butuhkan?
Salah satu hal penting yang perlu Anda ketahui saat mempertimbangkan obat kumur mana yang harus dipilih adalah perbedaan antara berbagai jenis obat kumur.
Obat kumur dapat mengandung bahan-bahan yang bervariasi untuk melawan berbagai kuman dalam mulut. Bahan aktif yang mungkin digunakan dalam obat kumur diantaranya cetylpyridinium chloride (CPC), chlorhexidine, essential oils, fluoride, dan peroxide.
Obat kumur dengan efek antibakterial dapat mengandung cetylpyridinium chloride (CPC) yang merupakan bahan aktif yang telah terbukti efektif dan aman untuk melawan kuman, mengurangi radang gusi, dan menghambat pembentukan plak.
Selain itu, obat kumur yang mengandung Chlorhexidine juga terbukti dapat mengurangi plak dan radang gusi serta mengurangi bau mulut (James, 2017).
Namun, obat kumur yang mengandung Chlorhexidine diketahui memiliki efek samping dapat menyebabkan adanya perubahan warna pada gigi dan pembentukan karang jika digunakan lebih dari 4 minggu sehingga penggunaannya harus berdasarkan resep dokter.
Jika Anda memiliki kecenderungan gigi berlubang, penggunaan obat kumur yang mengandung fluoride dapat menjadi pilihan untuk dikombinasikan dengan kebiasaan menyikat gigi 2 kali sehari karena memiliki efek mencegah gigi berlubang.
Obat kumur ber-fluoride tidak dapat menghilangkan plak yang terbentuk pada gigi, namun dapat melindungi gigi dari asam yang dihasilkan oleh kuman pada plak. Selain itu, berdasarkan studi diketahui kombinasi penggunaan obat kumur ber-fluoride dan pasta gigi dapat menurunkan angka risiko gigi berlubang dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi ber-fluoride saja (Marinho, 2003).
Bagaimana cara menggunakan obat kumur?
- Tuangkan obat kumur sebanyak 15 ml atau sesuai yang tertera pada label.
- Kumur-kumur selama 30 detik, lalu buang.
- Kemudian hindari makan, minum, dan merokok selama 30 menit.
Apakah terdapat efek samping dari penggunaan obat kumur?
Menelan sejumlah besar obat kumur dapat menyebabkan mual, muntah, diare, sakit perut, panas pada tenggorokan, hingga demam. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan pemakaian obat kumur tidak untuk ditelan dan digunakan sesuai aturan pakai.
Selamat mencoba menggunakan obat kumur!
Referensi:
1. Â Â Â Â Information D of S. Mouthwash (Mouthrinse) [Internet]. Department of Scientific Information, Evidence Synthesis & Translation Research, ADA Science & Research Institute, LLC. 2019 [cited 2020 Oct 6]. Available from: https://www.ada.org/en/member-center/oral-health-topics/mouthrinse
2. Â Â Â Â Tadakamadla SK, Bharathwaj V V., Duraiswamy P, Sforza C, Tartaglia GM. Clinical efficacy of a new cetylpyridinium chloride-hyaluronic acid--based mouthrinse compared to chlorhexidine and placebo mouthrinses---A 21-day randomized clinical trial. Int J Dent Hyg. 2020;18(1):116--23.
3. Â Â Â Â James P, Worthington H V., Parnell C, Harding M, Lamont T, Cheung A, et al. Chlorhexidine mouthrinse as an adjunctive treatment for gingival health. Cochrane Database Syst Rev. 2017;2017(3).
4. Â Â Â Â Marinho VC, Higgins JP, Logan S, Sheiham A. Combinations of topical fluoride (toothpastes, mouthrinses, gels or varnishes) for preventing dental caries in children and adolescents. Cochrane Database Syst Rev. 2003;
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H