Obat kumur dapat mengandung bahan-bahan yang bervariasi untuk melawan berbagai kuman dalam mulut. Bahan aktif yang mungkin digunakan dalam obat kumur diantaranya cetylpyridinium chloride (CPC), chlorhexidine, essential oils, fluoride, dan peroxide.
Obat kumur dengan efek antibakterial dapat mengandung cetylpyridinium chloride (CPC) yang merupakan bahan aktif yang telah terbukti efektif dan aman untuk melawan kuman, mengurangi radang gusi, dan menghambat pembentukan plak.
Selain itu, obat kumur yang mengandung Chlorhexidine juga terbukti dapat mengurangi plak dan radang gusi serta mengurangi bau mulut (James, 2017).
Namun, obat kumur yang mengandung Chlorhexidine diketahui memiliki efek samping dapat menyebabkan adanya perubahan warna pada gigi dan pembentukan karang jika digunakan lebih dari 4 minggu sehingga penggunaannya harus berdasarkan resep dokter.
Jika Anda memiliki kecenderungan gigi berlubang, penggunaan obat kumur yang mengandung fluoride dapat menjadi pilihan untuk dikombinasikan dengan kebiasaan menyikat gigi 2 kali sehari karena memiliki efek mencegah gigi berlubang.
Obat kumur ber-fluoride tidak dapat menghilangkan plak yang terbentuk pada gigi, namun dapat melindungi gigi dari asam yang dihasilkan oleh kuman pada plak. Selain itu, berdasarkan studi diketahui kombinasi penggunaan obat kumur ber-fluoride dan pasta gigi dapat menurunkan angka risiko gigi berlubang dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi ber-fluoride saja (Marinho, 2003).
Bagaimana cara menggunakan obat kumur?
- Tuangkan obat kumur sebanyak 15 ml atau sesuai yang tertera pada label.
- Kumur-kumur selama 30 detik, lalu buang.
- Kemudian hindari makan, minum, dan merokok selama 30 menit.
Apakah terdapat efek samping dari penggunaan obat kumur?
Menelan sejumlah besar obat kumur dapat menyebabkan mual, muntah, diare, sakit perut, panas pada tenggorokan, hingga demam. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan pemakaian obat kumur tidak untuk ditelan dan digunakan sesuai aturan pakai.
Selamat mencoba menggunakan obat kumur!
Referensi: