Dijuluki sebagai Negeri Matahari Terbit, negara Jepang merupakan negara dengan tingkat obesitas terendah di dunia. Tidak bisa dipungkiri lagi, jika predikat tersebut melekat pada negara Jepang, melihat dari gaya hidup dan pola makan mereka yang sangat teratur diterapkan.
Sebagaimana yang kita tahu bahwa, salah satu negera maju di Asia ini memiliki kebiasaan unik tersendiri yaitu melakukan rutinitas sehari-hari dengan berjalan kaki.Â
Masyarakat Jepang lebih memilih berjalan kaki dibanding harus mengendarai motor atau mobil dalam aktivitas sehari-hari. Padahal, bukan rahasia lagi jika negera Jepang merupakan negera dengan produsen otomotif terbesar di dunia.
Walaupun menjadi negara produsen otomotif terbesar di dunia, tidak menjadikan alasan bagi orang Jepang untuk malas berjalan kaki.Â
Tidak perlu adanya gembor-gembor dari pemerintah atau iklan layanan masyarakat yang menyerukan bahwa berjalan kaki itu sehat dan memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Karena pada dasarnya berjalan kaki sudah menjadi budaya yang melekat erat bagi orang-orang Jepang.
Sudah tidak heran, jika jalanan di Jepang selalu ramai dengan lautan manusia yang tengah berjalan kaki. Bukan motor atau mobil yang memadati, melainkan orang-orang Jepang yang gemar melangkahkan kakinya dalam aktivitas sehari-hari.Â
Transportasi umum yang memadai serta udara yang segar menjadi alasan kuat yang melatarbelakangi orang-orang Jepang ini untuk selalu berjalan kaki.
Kegemaran orang Jepang dalam berjalan kaki ini tentunya sudah ditanamkan sejak dini. Kebanyakan orang tua sudah membiasakan anak-anaknya untuk pergi ke sekolah dengan berjalan kaki.Â
Tidak hanya orang tua saja yang membiasakan anak-anak untuk berjalan kaki. Pemerintah Jepang pun ikut mendukung kebiasaan ini dengan memasukkan mata pelajaran Syakai dalam kurikulum sekolah.
Syakai merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang ilmu sosial yang membahas lingkungan sekitar. Dalam mata pelajaran Syakai ini, anak-anak diajak untuk mengamati dan mencermati bagaimana kondisi lingkungan sekitar.
Kebiasaan berjalan kaki masyarakat Jepang ini bukan hanya sekedar berjalan kaki biasa. Jika diperhatikan, tradisi berjalan kaki masyarakat Jepang memiliki ritme berjalan kaki yang cepat. Hal ini tentunya didorong oleh beberapa alasan, seperti:
Disiplin dan Tepat Waktu
Negara Jepang sangat terkenal dengan kedisiplinan waktu. Karena memiliki kebiasaan menghargai waktu yang tentunya telah diterapkan sejak dini, membuat masyarakat Jepang terbiasa melakukan segala aktivitasnya dengan cepat dan sigap.Â
Mungkin kita akan jarang menemukan orang Jepang yang terlambat baik itu pergi ke sekolah, bekerja atau hanya sekedar memenuhi janji bertemu teman.
Sebagai Penghangat TubuhÂ
Saat musim dingin tiba, suhu udara di Jepang akan sangat rendah bahkan sampai dibawah 10 derajat Celcius. Maka dari itu, suhu dingin ini juga menjadi salah satu alasan mengapa masyarakat Jepang memilih untuk berjalan cepat agar tubuh mereka tetap hangat, jika tidak tubuh akan semakin dingin saat berjalan lambat.
Tidak Ingin Tertinggal Kereta
Mayoritas masyarakat Jepang lebih senang memanfaatkan transportasi umum sebagai transportasi utama mereka. Dibandingkan harus mengendarai mobil, masyarakat Jepang lebih memilih menggunakan kereta, hal ini karena mobil dan bahan bakarnya dijual dengan harga yang cukup mahal di Jepang.Â
Kereta di Jepang memiliki waktu kedatangan dan keberangkatan yang tepat waktu, maka dari itu agar tidak tertinggal oleh kereta, masyarakat Jepang memilih bergegas dan berjalan cepat.
Jika diperhatikan, penggunaan tangga biasa dengan eskalator stasiun kereta di Jepang bisa dikatakan sama rata. Bahkan banyak orang yang juga menaiki eskalator sambil berjalan.Â
Karena kebiasaan ini, maka lahirlah suatu budaya di daerah Tokyo. Ketika sedang menaiki eskalator, alangkah baiknya berada di sisi sebelah kiri, hal ini dikarenakan sisi sebelah kanan diberikan untuk orang yang ingin berjalan.
Selain dari kebiasaan berjalan kaki yang memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Hidup sehat masyarakat Jepang juga diterapkan pada pola makan dan gaya hidup tradisional seperti halnya :
1. Menghindari makanan olahan
Masyarakat Jepang cenderung lebih menghindari makanan yang diproses dari bahan mentah menjadi bahan jadi atau bahan setengah jadi agar mudah dikonsumsi.Â
Contohnya adalah makanan kalengan, roti, selai, kornet, nugget dan lain sebagainya. Mereka sudah terbiasa mengutamakan bahan makanan organik untuk dikonsumsi sehari-hari.
Masyarakat Jepang sangat memperhatikan nutrisi makan yang dikonsumsi pada generasi muda warga negaranya.Â
Hal ini dapat dilihat dari sistem makan siang anak-anak sekolah dasar di Jepang yang sering disoroti dunia. Dengan membiasakan memakan makanan sehat dari kecil juga akan membentuk gaya hidup yang sehat.
2. Memilih porsi kecil dan rendah kalori
Apabila di Indonesia terbiasa dengan menggunakan satu piring biasa berukuran sedang untuk mencampurkan nasi dan lauk pauknya, hal ini tentu tidak dilakukan di negara Jepang.
Piring-piring yang biasa digunakan untuk makanan sehari-hari tentunya dari beragam jenis ukuran. Mereka memisahkan nasi dengan lauk pauknya pada masing-masing piring yang berukuran kecil. Hal ini secara alami akan membiasakan masyarakat Jepang memakan porsi makanan yang lebih kecil.
Orang Jepang juga memperhatikan kalori yang masuk ke tubuh mereka. Mereka tidak berlebihan dalam mempersiapkan makanan, namun mereka sering memastikan jika bahan yang disajikan adalah makanan yang rendah kalori. Contohnya seperti, nasi secukupnya, daging, ikan, beberapa jenis sayuran, dan buah-buahan.
3. Menjadikan nasi sebagai karbohidrat utama
Negara-negara yang menjadikan nasi sebagai karbohidrat utama jauh lebih sehat dibandingkan dengan negara yang memilih mengonsumsi roti atau gandung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Â
Nasi memiliki resiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan dengan gandum karena tepungnya.Â
Tentunya konsumsi nasi pun harus tetap dikontrol, maka dari itu, masyarakat Jepang mengonsumsi nasi dengan jumlah sedang agar tidak memicu diabetes karena kandungan glukosanya.
4. Rutin minum teh hijau
Negara Jepang menduduki posisi pertama dalam konsumsi teh hijau, disbanding dengan the lain. Teh hijau ini memiliki banyak antioksidan dan membantu tubuh dalam melawan kanker, menurunkan resiko terkena serangan penyakit jantung dan berfungsi untuk membantu meningkatkan fungsi kognitif. Hasil penelitian menyatakan bahwa orang yang mengonsumsi 5 gelas the hijau per harinya akan menurunkan resiko kematian hingga 26%.
5. Tetap memilih WC jongkok
Meskipun terlihat kuno, WC jongkok jauh lebih sehat dibandingkan dengan WC duduk. Dengan buang air besar secara jongkok bisa merawat otot kedua kaki. Hal ini juga akan mengeluarkan isi perut tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan WC duduk.
6. Rajin konsumsi rumput laut dan ikanÂ
Negara Jepang bisa menghabiskan 1.000.000 ton rumput laut dalam setiap tahunnya, menurut laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).Â
Karena dalam semangkuk rumput laut mengandung 2-9 gram protein yang baik untuk tiroid. Bukan hanya rumput laut, orang Jepang juga rajin dalam menginsumsi ikan yang kaya akan protein, termasuk Omega-3 dan Omega-6 yang membantu tubuh melawan penyakit.
Selain dari kebiasaan-kebiasaan sehat tersebut, perlu diperhatikan bahwa masyarakat Jepang tidak suka ngemil secara berlebihan. Mereka juga lebih banyak mengonsumsi makanan hasil fermentasi seperti miso, kedelai, tempe, acar dan kecap.Â
Makanan fermentasi ini membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan pencernaan. Â Pola hidup sehat masyarakat Jepang juga diterapkan dengan sering beraktivitas fisik seperti jalan kaki atau bersepeda. Â
Walaupun dikenal sebagai negara maju, masyarakat Jepang tetap mengandalkan ramuan tradisional seperti daun, biji, akar dan rempah sebagai cara penyembuhan dan pencegahan penyakit dibanding obat-obatan kimia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H