Menurut pandangan masyarakat jawa, wat kidang adalah kondisi dimana ibu hamil mengeluarkan banyak darah yang terasa sangat panas saat hendak melahirkan sehingga ibu merasa sakit yang amat sangat. Dan masyarakat jawa mempercayai bahwa penyebab wat kidang adalah karena ibu hamil mengonsumsi makanan pedas atau berminyak sehingga menyebabkan darah dalam tubuh ibu hamil menjadi panas dan berakibat pendarahan hebat saat hendak melahirkan.
Banyak persepsi masyarakat jawa terkait wat kidang, diantaranya:
- "Ojo mangan pedes-pedes utowo sing nglengo-nglengo mendak nek lahiran wat kidang" (Jangan makan pedas atau yang berminyak nanti kalau lahiran bisa wat kidang).
- "Lahiranmu iki wat kidang, nyuwun ngapuro maring ibumu nganti nguyup banyu kumbahan samparane insyaallah mengko penak" (Lahiranmu ini wat kidang, minta maaf kepada ibumu dan minum air cucian kakinya insyaallah nanti mudah)
- "Jabang bayi bakale nakal, wong kawet bayi wes nglarakke meneh mbesok nek gedhe" (Anak ini nantinya nakal, dari bayi saja sudah menyakiti apalagi nanti kalau sudah besar)
Bagaimana medis menanggapi hal ini?
Kondisi pendarahan seperti ini dalam istilah medis disebut Antepartum Haemorrhage. Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah minggu ke 28 masa kehamilan.Â
Perdarahan antepartum merupakan salah satu kondisi gawat darurat yang harus mendapatkan penanganan segera. Bila tidak cepat ditindaklanjuti, perdarahan ini dapat menyebabkan kematian baik pada ibu maupun pada janin. Penyebab pendarahan antepartum diantaranya adalah:
1. Plasenta
Lokasi plasenta menentukan rencana dan cara persalinan yang akan dilaksanakan. Lokasi plasenta dibagi menjadi:
a. Plasenta previa totalis atau komplit (Plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum)
b. Plasenta previa parsialis (Plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum)
c. Plasenta previa marginalis (Plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum)
d. Plasenta letak rendah (Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dimana tepi plasenta berjarak < 2 cm dari ostium uteri internum)