Aku tersadar di hari yang tak sama
Mengenang jelas sesak di dada namun masih samar
Keringat bercucuran di kening, basah
Semuanya terasa kosong namun tak lapang
Ku buka pintu yang melegenda. Aku pernah melewatinya
Jelas sekali dalam ingatan
Â
"Kembali!" Sesaat inginku melangkahkan kaki tuk masuk, ada yang memanggil dari arah yang berlawanan
Aku berjalan mundur, perlahan
Terlihat cahaya terang dari kejauhan
Â
Aku berjalan dan berbalik arah, lagi
Namun ada yang memanggil, lagi
Â
Kali ini berbeda, aku paham
Tak ada yang ingin aku melewati pintu yang melegenda itu
Sebab sia-sia
Â
Mereka menyayangiku
Tak ingin aku terjebak pada angan-angan semu
Pada janji yang seolah hanya sederet kata saja
Â
Dalam diamnnya ia berpesan
"Pelajaran hidup memang di masa lalu, namun kejelasannya ada di depan mata"
Â
Makassar, 11 Juli 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H