Tanpa bermaksud menyepelekan kondisi wabah corona, setidaknya hati kita masih ada ruang untuk bersyukur. Kita tak pernah tahu, bisa jadi hanya dengan perbanyak rasa syukur tuhan mencabut wabah corona dalam hitungan detik.
Caranya bersyukur ?
mudahkan urusan oranglain, jangan persulit hal yang sebenarnya mudah , Kurangi keluhan (lebih bagus jika tidak koleksi keluhan), buang saling nyinyir, tingkatkan kepedulian sesama, eratkan silaturahmi, sedekah banyakin, cinta duniawi dibuang, tinggalkan hal yang tidak berfaedah, dan lain sebangsanya.
3. jangan belagu
analogi mudah tentang virus corona. manusia dibekali akal untuk berfikir, punya banyak fasilitas dan perlatan mutakhir, mobil, kendaran, jabatan, kekuasaan, hp, peralatan elektronik lainnya, gelar, prestasi. Namun, Kenapa hanya melawan virus corona yang tidak punya otak, tidak bisa berfikir, tidak bisa terbang, berbadan kecil mungil, tak terlihat kasat mata. Tapi manusia dibuat tak berdaya?. Kenapa coba?.
Adalah agar manusia tidak belagu atas segala yang dimiliki.
4. peduli sesama itu penting
Virus corona datang seolah membawa pesan sindiran keras, atau bahkan makian kepada manusia yang tidak punya rasa peduli terhadap sesama, atau menurunya kepedulian sosial dan lingkungan.
hal sepele dan seringkali disepelekan adalah sikap peduli. Mentang-mentang punya gelar akademik, punya banyak prestasi, gaji besar, fasilitas melimpah, populer, punya kekuasaan, lantas kepedulian kita terhadap sesama menjadi menitipis bahkan hilang.
Jangankan terhadap sesama tetangga disekitar tempat hunian, dalam situasi tempat kerja pun menyepelekan kepedulian sesama. Meski atasan atau pimpinan berlaku tidak peduli terhadap bawahan pun bukan hal yang terpuji, apalagi hanya sebatas bawaha, budak, jongos.