"kan itu tidak semuanya". (aku kan tidak menulis 'semuanya').
"tapi itu ada kata 'mereka", berarti maknanya 'semuanya' "?. (itu kan makna versi kamu. makna versi aku kan 'mereka' yang merasa. klo kamu gak merasa berarti kamu bukan salah satu dari 'mereka')
"hahaha... kamu pinter banget ngeles kayak bajai". (bakat sejak lahir sih, urusan ngeles mah bukan cuma kayak bajai, tapi kaya metromini)
---hahahaha... wkwkwkw.. ketawa bareng sambil koprol, lalu nelen HP masing-masing---
"lanjut, banyak juga loh mereka yang klarifikasi atau meluruskan opini publik yang negatif dari si pembully, bahkan nasehat, dakwah". (nah ini yang selama ini kita lakukan).
"loh kita ?". (iyah kita, aku dan kamu. emang kenapa?).
"maksud kamu, kamu jatuh cinta sama aku gitu ?". (amit-amit.. sadar bro, kita ini sama-sama lelaki normal. hanya mencintai wanita yang sama).
"sssttttt... udah-udah.. cut. gak enak dibaca sama publik". (oh iya yah.. keceplosan).
"wooii.. kalian.. jangan pada pergi dulu, bayar dong. lagian itu kopi boleh dihabisin, tapi gak perlu pake nelen gelas segala". Sunengsih si tukang Kopi mencak-mencak sewot sambil sit up.
kesimpulannya :
"membully tetaplah aja perbuatan tercela"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI