Mohon tunggu...
Azizah Herawati
Azizah Herawati Mohon Tunggu... Penulis - Penyuluh

Pembelajar yang 'sok tangguh'

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Itulah Mengapa Selalu Perempuan...

9 Maret 2021   00:00 Diperbarui: 13 Maret 2021   02:15 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan dengan kemampuan multitasking yang makin bertambah saja saat ada situasi seperti pandemi corona saat ini.(SHUTTERSTOCK/KIT8.net via kompas.com)

Memang, dalam kondisi tertentu perempuan bisa mudah terpancing emosinya. Berdasarkan pengalaman, penyebab utamanya adalah karena kecapekan. Ya, "mungkin dia lelah". 

Termasuk ketika menghadapi anak-anak. Namun, seorang ibu akan dengan mudah meredam emosinya dan dengan sabar mendampingi putra putrinya.

Kedua, ibu memiliki instink alami yang tidak dimiliki oleh seorang ayah

Instink ibu (Sumber: nakita.grid.id)
Instink ibu (Sumber: nakita.grid.id)

Tidak dapat dipungkiri bahwa kekuatan instink seorang perempuan ketika menjadi ibu sangat kuat. Seolah ada semacam magnet yang merekatkan hubungan ibu dan anak. 

Aku jadi teringat ketika adikku masih kecil. Sebagai anak bungsu, dia sangat dekat dengan ibu. Ketika pulang sekolah ibu tidak didapatinya di rumah, dia menangis sejadi-jadinya. 

Namun begitu mendengar suara ibu, hanya satu kata."Lha!", seketika itu cep, tangispun berhenti. Sama halnya ketika bayi menangis, begitu mendengar suara ibu,"La la lala!", si bayipun terdiam. Subhanallah.

Ketiga, ibu lebih tahu karakter dan moral anak dibandingkan ayah

Memahami karakter anak (Sumber: ibudanbalita.com)
Memahami karakter anak (Sumber: ibudanbalita.com)

Keistimewaan seorang perempuan ketika seorang ibu adalah ketika dia lebih memahami karakter dan moral anak dibanding ayah. 

Seolah-olah dia sudah menyelami kepribadian masing-masing anak. Dan diapun tahu cara terbaik menghadapi kelakuan anak, tanpa harus membuatnya merasa tidak dihargai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun