Mohon tunggu...
Azizah Herawati
Azizah Herawati Mohon Tunggu... Penulis - Penyuluh

Pembelajar yang 'sok tangguh'

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Apa di Hari Ulang Tahun?

18 September 2020   14:22 Diperbarui: 18 September 2020   14:27 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panjang umur tentu menjadi harapan setiap orang. Umur panjang dan berkah tentunya. Berharap dipanjangkan umur, tetap sehat dan bermanfaat. Namun seiring bertambahnya usia, tentunya jatah hidup kita di dunia adalah berkurang. Dan sunatullah, manusia semakin bertambah usia bukan bertambah kuat, tapi justru semakin lemah.

Al qur'an mengungkap tiga fase kehidupan manusia dalam surat Ar rum 54. Fase lemah ketika lahir sebagai bayi merah yang tidak membawa apa-apa, hidupnya masih penuh ketergantungan. 

Kemudian tumbuh menjadi remaja dan berproses menjadi dewasa. Inilah fase kuat yang sering kita banggakan. Ibarat pekerja, dia baru berada di puncak karier. Bersinar bak mutiara, kokok bakoh tak tergoyahkan, walau badai menghadang. 

Dan kegagahan itu ternyata tak selamanya. Ibarat jeruji sepeda yang mulai aus dan patah satu persatu. Kemana lagi kalau tidak kembali ke fase lemah. Lemah yang bertambah-tambah. 

Jadi, jangan heran kalau tidak hanya bayi yang pakai popok. Pakai popok saat bayi, lepas popok saat sudah mandiri, kembali lagi pakai popok. Fase lemah, tak sekuat saat muda, ada ketergantungan lagi di sana.

"Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa".

Ada alarm bahwa sudah berkurang jatah

Apa yang kita banggakan saat kita berulang tahun? Pesta mewah dengan aneka hidangan? Hadiah persembahan special yang berkelas? Atau pergi ke suatu tempat untuk  untuk berpesta di sana? Tidak ada yang salah, karena itu pilihan. Bebas-bebas saja! Monggo!

Setiap orang tentu punya cara dan kebiasaan tersendiri di moment istimewanya. Dari yang sifatnya formal dengan ceremonial dan aneka hidangan ala selebritis  atau sekedar cara jahil ala pelajar atau anak kost dengan cara ngerjain yang nggak wajar. Ngeprank kalau bahasa anak sekarang. 

Diguyur air kotor, dijeburin kolam, dihujani tepung, dikerjain dengan dituduh mencuri, menyembunyikan barang yang benar-benar dibutuhkan, sehingga dia kebingungan dan cara jahil lainnya.

Saya sendiri termasuk orang yang biasa-biasa saja di hari ulang tahun saya. Termasuk suami dan anak-anak saya. Yang jelas saat itu jadi moment untuk saling mendoakan dan mengingatkan untuk menjadi lebih baik. Seperti pagi ini, anak sulungku mengingatkanku dengan ucapannya yang syahdu yang terpampang di statusnya pagi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun