Radio juga demikian. Mereka mempunyai sapaan khusus bagi para pendengarnya. Ada yang pemiarsa, ada yang kangmas mbakyu, ada juga sahabat gemilang, mitra merapi dan masih banyak lagi.Â
Sapaan pembukanya pun begitu khas dari masing-masing radio yang tidak ditemukan di alat komunikasi lain. Sehingga jangan heran kalau terjalin ikatan emosional yang begitu erat antara penyiar dan pendengar, meski mereka tidak pernah bertemu. Sensasinya yang luar biasa, membangkitkan pendengar untuk tidak melewatkan kesempatan saat diadakan jumpa monitor alias kopi darat.
Tentu masih banyak keistimewaan lain yang dimiliki radio. Diawali dari perannya sebagai alat informasi utama di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga kini.
Radio terus berbenah, menyesuaikan perkembangan tehnologi yang begitu pesat. Terus memperluas jangkauan melalui live streaming, sehingga jangkauanya tidak sebatas lokal saja namun sudah merambah ke ranah global. Mendunia tanpa meninggalkan akar budaya Indonesia.
Bangga menjadi bagian dari radio. Selamat Hari Radio Nasional (11 September). Sekali di udara, tetap di udara!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H