Mohon tunggu...
Azizah Herawati
Azizah Herawati Mohon Tunggu... Penulis - Penyuluh

Pembelajar yang 'sok tangguh'

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Idul Adha 1441 H: Bersama dalam Suasana Berbeda

4 Agustus 2020   10:09 Diperbarui: 4 Agustus 2020   10:26 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Better late than never. Dibuang sayang. Latepost. Mungkin inilah deretan kalimat yang tepat untuk tulisan saya ini. Memang benar adanya. Basi dan tidak up to date. Sebenarnya saya sudah mempostingnya di wall facebook saya. Saya posting ringan dengan banyak foto di sana. Saya pikir, facebook adalah tempat yang tepat untuk unjuk galeri foto. Tujuan saya tidak lain adalah sebagai obat kangen bagi para wali santri yang tahun ini bersama putra putrinya. Seperti yang saya rasakan kala saya menjadi santri. Bedanya, dulu belum ada facebook, apalagi handphone yang bisa dibuat grup whatsapp wali santri. Jaman semono. Hehehe.

Idul adha tahun ini memang berbeda. Sebagaimana Idul Fitri Syawal lalu juga demikian. Pandemi Covid 19 belum juga berlalu. Kesabaran dan keistiqomahan mentaati protokol kesehatan masih harus terus dijalankan. Membiasakan hal-hal baru sebagai wujud proteksi diri dan orang-orang sekitar masih terus dilakukan. Tentu selalu ada hikmah di balik semua ini. Rabbana maa kholaqta hadza batilaa...subhanaka waqinaa 'adzabannar.

Idul Adha tahun ini istimewa bagi kami. Pengurus Pondok Pesantren Darul Mujahidin Muntilan. Pertengahan bulan Juli ini, kami memang memutuskan untuk memulai pembelajaran bagi para santri. Tentu saja tetap mentaati protokol kesehatan sejak kedatangan sampai pada proses pembelajaran.

Bahagia dan bersyukur bisa membersamai mereka setiap hari selama 24 jam. Ada bermacam-macam pengalaman menarik saat membersamai mereka. Kadang justru yang rempong adalah para wali santri. Maklum, banyak santri baru yang baru pertama kali benar-benar berpisah dengan keluarga.

Tiap hari ada saja requesh para wali. Ada yang minta disampaikan kepada putranya untuk makan yang banyak. Ada yang minta ditanyakan uangnya masih tidak. Ada juga yang minta ditanyakan besok kalau hari penjengukan minta dibawakan apa. Dan yang paling sering ya minta dikirim foto kegiatan anak-anak. Yang paling lucu, ada yang minta foto pas anaknya mau tidur. Lumayan butuh trik ini.

Sebagai sesama orangtua yang juga punya anak seorang santri, saya dan suami sangat memaklumi kondisi ini. Sayapun begitu, kalau ustadz asrama share foto apa saja, kok  ternyata anak saya tidak terlihat, rasanya baper juga. Itulah serunya jadi wali jaman now. Bisa jadi modal motivasi untuk anak-anak untuk tetap semangat belajar dan terus krasan di pondok. Karena segalanya kina begitu mudah. Tidak seperti santri jaman old.

Saya selalu spontan membandingkan dengan santri jaman dulu. " Jaman ibu dulu, kalau sakit, kirim surat ke orangtua. Suratnya sampai, ibu sudah sembuh". Kasian banget kaaan.

Idul Adha kali ini, anak-anak galau karena sangat menginginkan untuk dijenguk orangtuanya. Atau setidaknya bisa video call dengan orangtuanya. Begitu pula para orangtua, juga ingin menjenguk anaknya. Padahal belum ada sepekan jadwal penjengukan berlalu. "Maaf bapak ibu, bukannya tidak boleh. Tapi kami ngemong teman lain yang tidak dijenguk. Nanti pasti iri. Bukankah baru Ahad lalu dijenguk? Tidak perlu khawatir, biarkan mereka mandiri dan menikmati kebersamaan bersama teman-temannya. Insyaallah semua baik-baik saja", jawab suami saya selaku pengasuh di grup WhatsApp wali. Alhamdulillah mereka mau mengerti. "Monggolah ustadz, bagaimana baiknya. Semoga bermanfaat dan menjadikan anak-anak kami lebih baik. Maturnuwun nggih, tadz!".

Lega rasanya. Para orangtua sudah mulai belajar ikhlas menitipkan putra putrinya. Dan benar saja, pagi ini mereka begitu ceria. Sudah gasik bersiap sholat Ied dengan tampilan yang ganteng dan cantik. Berhari raya bersama orangtua baru mereka. Tidak lupa saya nge-share foto-foto kebersamaan kami di Ied Adha Mubarak ini.

Sambutan luar biasa dari para orangtua. Alhamdulillah, saya menangkap kesan adanya kelegaan dan kegembiraan dari mereka. Optimis dan mengikhlaskan diri untuk mengamanahkan putra putri mereka di tempat kami. Bismillah, mohon doanya semoga tetap istiqomah dandilancarkan segala urusan. Anak-anakpun dimudahkan dan diberi kekuatan dan kesehatan untuk menuntut ilmu di pondok pesantren ini. Amin. Tidak ada kata terlambat untuk saling mendoakan kebaikan. Ied Adha Mubarak untuk semuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun