Mohon tunggu...
Azizah Herawati
Azizah Herawati Mohon Tunggu... Penulis - Penyuluh

Pembelajar yang 'sok tangguh'

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selalu Dibilang "Tumben!"

6 Juli 2020   09:29 Diperbarui: 6 Juli 2020   09:25 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 memang banyak hikmah bagiku dan keluargaku. Bagaimana tidak? Biasanya hari Ahad yang harusnya libur, ada saja acara yang harus aku ikuti. Terutama acara organisasi. Kontan saja suami dan anak-anak tidak kebagian waktu jalan-jalan pagi sama emak. 

Nah, mumpung semua agenda hari Ahad lockdown, aku sempatkan jalan-jalan pagi sama suami dan anak-anak. Alhamdulillah bikin fresh dan sangat menyenangkan. Benar-benar bisa lepas penat. Serasa nyanyi lagu "Bebas"-nya Iwa K.

Bebas... lepas...
Kutinggalkan saja semua beban di hatiku
Melayang kumelayang jauh
Melayang dan melayang

Bagi sebagian orang, apa yang aku lakukan itu tidak biasa. Kebiasaanku pergi pagi pulang petang, di hari libur sekalipun sudah jadi hafalan para tetangga. 

Tidak heran kalau aku bisa belanja di tukang sayur, bisa pulang gasik dan hal-hal yang sulit aku lakukan karena 'sok sibuk' menjadi pemandangan aneh bagi mereka. Ada saja komentar mereka yang bikin makjleb tapi juga bikin tersenyum. 

"Seneng ya Dik, ada ibu!" Begitu salah satu komentar tetangga saat aku mengajak si kecil belanja sayuran pagi-pagi. 

Memang serba salah sih, pergi terus dibilang "kok pergi terus!" Giliran ada waktu senggang dibilang tumben. 

"Mboten tindak, Bu...? Kok tumben bisa belanja!". Begitulah!

Hal itu tidak masalah bagiku. Bahkan komentar paling pedes sekalipun kuanggap biasa saja. Bahkan ada yang menyematkan label Bu Thoyib padaku. Jelas ini terinspirasi dari lagu "Bang Thoyib" yang tak pulang-pulang itu. 

Biarkan saja! Santuy saja! Kata orang sekarang. 

Lha memang iya sih. Apalagi kalau aku bisa boncengan atau jalan bareng suami dengan enjoy, menyapa para tetangga, mampir sarapan bubur atau singgah di kebun dan memberi makan ikan di kolam kami yang cukup jauh dari rumah. Waaah, benar-benar momen istimewa kami dan pemandangan asing bagi para tetangga yang melihat.

Pulang lebih cepat adalah surprise luar biasa buat suami dan anak-anak. "Hah, Ibu sudah pulang?" Itu komentar spontan mereka saat lihat kendaraan sudah terparkir dengan manis dan matahari belum beranjak ke peraduan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun