"Nila cantik-cantik, masih fresh, bikin makan bisa nambah! per-kilo 35K. Monggo diorder....!! Yang dibumbui tinggal goreng juga ada! Gratis ongkir untuk area Muntilan!!"
"Saya pesen 1 kilo ya mbak, yang fresh belum dibumbui!" Dianter ke depan Apotik Kauman ya mbak, Bu Yazid!"
"Injih bu, habis duhur njih, sambil antar ayam goreng ke Tamanagung!".
"Hallooo....adakah yang jual kolang kaling di sini? Order njih, 1 kilo aja!"
"Siap mbak! Maturnuwun dilarisi...!"
Aroma covid 19 masih terasa. Pandemi yang berkepanjangan menimbulkan dampak multi dimensi. Badai krisispun mengancam semua lini. Terlebih pada sektor ekonomi. Upaya pencegahan penularan covid 19 yang menuntut masyarakat untuk berdiam di rumah (stay at home) serta menghindari kerumunan berupa pembatasan sosial dengan orang lain (social distancing) menyebabkan para pedagang banyak kehilangan pelanggan.Â
Sebaliknya masyarakat umum yang notabene menjadi konsumen juga dibuat repot dengan kondisi ini. Toko dan warung langganan tutup. Barang-barang kebutuhan sulit didapat dan harganyapun melambung tinggi bak meteor. Belum lagi yang dihinggapi penyakit malas keluar rumah karena terlanjur nyaman dengan posisi work from home, bekerja dari rumah.
Bulan Ramadlan yang biasanya merupakan pestanya para pedagang, kini tinggal kenangan. Bahkan teman saya yang selalu berjaya di bulan Ramadlan dengan toko fashionnya yang penuh sesak dengan pengunjungpun mengeluh sepi.Â
Produsen kue lebaran yang biasanya banjir order juga memilih lockdown. Pertokoan di deretan pecinan Muntilan yang tidak pernah luput dari yang namanya prepegan, kini bisa dibilang nyenyet, sepi pengunjung.Â
Usaha catering yang selalu banjir pesanan aneka macam menu takjil juga turut sepi pemesan, karena hampir semua masjid dan perkantoran meniadakan buka bersama. Pilu rasanya. Dalam kondisi demikian, dibutuhkan cara cerdas untuk tetap bertahan sehingga dompet tetap terisi dan dapur tidak berhenti mengepul.
Jualan online bukan sesuatu yang asing dan merupakan salah satu solusi praktis di dunia digital seperti saat ini. Namun berbagai aplikasi dan  varian dagangan yang selama ini mendominasi jagat maya ternyata belum mampu memenuhi keinginan yang dibutuhkan pasar.Â