Unsur instrinsik dalam naskah drama "Perempuan dan Ilusinya" karya Adhyra Pratama yang akan dibahas pada pembahasan ini meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dialog, dan gaya bahasa yang terdapat pada naskah "Perempuan dan Ilusinya" karya Adhyra Pratama.
a.Tema
Di dalam naskah drama "Perempuan dan Ilusinya" karya Adhyra Pratama, pengarang menyuguhkan drama tragedi satu babak yang mengisahkan tentang Aini (35 tahun) seorang wanita yang 'terlalu' tegar. Ditinggal mati suaminya ketika usia pernikahan baru berusia seminggu, kemudian bersumpah didepan makam suaminya tak akan pernah mencari pengganti. Sudah sepuluh tahun berjalan, sedang Aini harus hidup sendiri, benar-benar sendiri. Aini begitu memimpikan seorang anak, seorang anak lelaki yang tambun tubuhnya, tembem pipinya, besar dan tinggi. Impian itulah yang menyeretnya masuk kedalam ilusi yang diciptakannya sendiri. Setidaknya, rindunya akan hadirnya keluarga yang sempat diimpikan, dapat dirasakannya sendiri. Aini, menjadi perempuan yang hidup bersama ilusinya.
b.Tokoh dan penokohan
Di dalam naskah drama "Perempuan dan Ilusinya" karya Adhyra Pratama yang menjadi tokoh sentral berjumlah tiga orang, yaitu Aini, Anak Khayalan, dan Bayangan Antagonis. Dalam penokohan terdapat tiga jenis penokohan, yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis. Tokoh protagonis yaitu karakter utama dalam sebuah cerita. Tokoh antagonis adalah karakter yang melawan atau menentang tujuan utama dari karakter utama atau protagonis. Tokoh tritagonis adalah tokoh penengah dalam cerita baik untuk tokoh protagonis maupun tokoh antagonis.
Dalam naskah "Perempuan dan Ilusinya" karya Adhyra Pratama tokoh protagonisnya adalah Aini, hal ini dibuktikan bahwa tokoh Muncul pertama kali dalam naskah drama tersebut. Berikut bukti kutipannya:
Aini (A): Darimana saja, nak! Ibu tidak bisa makan kalau kau belum datang!
Dari kutipan diatas, bisa dibuktikan bahwa Aini merupakan tokoh protagonis dengan alasan Aini muncul pertama kali dalam naskah drama tersebut. Aini muncul juga berdialog pertama kali dari pada pemeran yang lainnya.
Dalam naskah "Perempuan dan Ilusinya" karya Adhyra Pratama tokoh antagonis adalah Bayangan Antagonis (BA), hal ini dibuktikan bahwa tokoh tersebut menentang tokoh utama dalam naskah drama tersebut. Berikut bukti kutipannya:
A: Kau buta! Lihat, aku berdua dengan anakku!
BA: (meledak tawanya, bahkan terus tertawa hingga keluar air matanya) kau yang buta! Ini foto kau sendirian! Sendirian! Lihat baik-baik!