Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) adalah studi global yang dilakukan oleh OECD yang mengevaluasi sistem pendidikan dengan menguji keterampilan dan pengetahuan siswa berusia 15 tahun. Menurut data PISA di tahun 2018 Indonesia mendapat peringkat 10 terbawah dari 78 negara. Ada 3 aspek penilaian PISA yaitu, Reading (Membaca), Matematika, Sains. Rata-rata kinerja Indonesia dibidang Sains adalah 383 poin lebih rendah dibandingkan rata-rata negara OECD yang sebesar 485 poin. Nilai Indonesia dalam bidang membaca, matematika, sains mengalami penurunan masing-masing sebesar 26, 7, dan 7 poin, dibandingkan kinerjanya pada tahun 2015. Kinerja Indonesia masih tertinggal dibandingkan rata-rata negara OECD, Asia Timur, dan Pasifik. Namun belakangan ada laporan yang menyebutkan peringkat Indonesia pada PISA 2022 mengalami peningkatan sebesar 5-6 posisi dibandingkan tahun 2018.
Rendahnya nilai Indonesia pada PISA disebabkan oleh beberapa faktor:
1.Krisis pembelajaran: Meskipun akses terhadap pendidikan meningkat, kualitas pendidikan masih belum mampu mengimbanginya, sehingga menyebabkan terjadinya krisis pembelajaran
2.Kualitas guru: Kualitas guru dan kesenjangan kualitas pendidikan diduga menjadi penyebab utama buruknya kinerja siswa
3.Implementasi Kurikulum: Hasil PISA 2022 diambil sebelum Kurikulum Merdeka diterapkan secara luas pada tahun 2021
4.Akses terhadap pendidikan: Meskipun akses terhadap pendidikan meningkat, kualitas pendidikan belum mengalami peningkatan yang sama
Apa dampak ketika skor PISA sebuah negara rendah?
1.Menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan. Hal ini menyebabkan kurangnya kesiapan pelajar Indonesia untuk memasuki pendidikan tinggi dan dunia kerja, yang pada akhirnya dapat berdampak pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi negara.
2.Dapat mempengaruhi reputasi internasional dan daya saing Indonesia. Karena PISA adalah tolak ukur kinerja pendidikan global, nilai rendah dapat menimbulkan perspektif negatife terhadap sistem pendidikan Indonesia, yang berdampak pada kemauan negara untuk menarik investasi dan talenta asing
3.Memperburuk kesenjangan yang ada di negara ini. Siswa yang berasal dari latar belakang kurang beruntung kemungkinan besar akan memperoleh nilai rendah dalam PISA, sehingga dapat melanggengkan kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan:
1.Meningkatkan anggaran pendidikan
2.Meningkatkan kualitas guru dengan pelatihan dan pendidikan yang lebih baik
3.Melakukan riset di sekolah-sekolah negara-negara maju (OECD) ini.
4.Memberikan insentif untuk minat siswa akan pendidikan
5.Membangun infrastruktur pendidikan yang lebih baik
6.Meningkatkan akses pendidikan rendah, dll.
Kesimpulan dari bahasan diatas yaitu, Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya PISA berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, Pembangunan sosial, dan daya saing internasional. Secara keseluruhsn, rendahnya nilai PISA menunjukkan perlunya Indonesia memprioritaskan reformasi pendidikan dan berinvestasi dalam meningkatkan kualitas pendididkan. Dikarenakan kualitas pendidikan di Indonesia rendah maka perlu kerja sama dan sinergi pemerintah, civitas academia, para pendidik, orang tua dan masyarakat agar pendidikan Indonesia maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H