Mohon tunggu...
azizah alyaa
azizah alyaa Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

Penulis artikel fiqih, puisi, dan cerpen

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kumpulan Puisi Penuh Makna

26 November 2023   13:40 Diperbarui: 26 November 2023   13:45 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak Tersisa

Turut berduka atas kewarasan yang hilang

Atas simpati yang mati

Atas jiwa yang tak lagi bertuan

Teriakan menggema hingga rusak raganya

Diantara lukisan yang indah Tak ada yang berhenti melihat, Hingga beranjak pergi

Hingga darah terkikis habis Menguliti diri sendiri

Hembusan Masa

Ketukan pintu akhirnya datang

Sudah lama aku menunggu

"Tamu ini sangat spesial!" - Seru ku riang

"Jangan bukakan pintunya!" - Tahan adikku dengan lirih

"Tapi ini tamuku!" - Sahut ku yang mungkin tak terdengar

Kami tenggelam,

Bercakap singkat hingga lupa tamu akan datang

"Tidakkah engkau yang sedang bertamu?"-

Tidak ada lagi ketukan pintu

Pintunya telah terbuka

Masanya telah tiada

Bisikan

Brengsek,

Jendela usang ini harusnya sudah ku ganti

Lihat sekarang tangan ku penuh luka goresan kaca

Buram, tak terlihat

Beningnya kaca sudah tertutup rata dengan kotornya debu

Anak-anak ramai di luar jendela Sungguh mengganggu

Diantara cangkir kaca, air, dan racun

Berhembus angin yang berbisik

Diantara sela-sela jendela yang usang

Mari menari, bebas hingga kau... - bisiknya terhenti

Jendela usang telah berganti

Setidaknya, tak ada lagi anak-anak yang berisik

Redup

Taman ini telah lama usang

Bangku-bangkunya tak lagi dapat kita tempati

Bunganya tak kelak telah mati

Tapi,

Tunggu sebentar

Biarkan aku berdiam

Dengan segenggam rasa yang tersisa

Kendati luka merusak jiwa

Mengenali jeritan yang sedang menggema

Hingga tersadar, lampu taman telah meredup Hari telah berganti

Enggan

Dalam diam aku berbisik

Menjauh dari hingar bingar cerita

Biarkan mereka termakan bicara Tentang ku yang sedang mencinta

kabut malam tampak nyata atau hanya lamun ku semata Kita bicara...

Seakan kau bukan ku cinta

Hingar bingar mereka

Tak genap mengganggu kita

Sampai engkau terbawa

Hingga enggan berkata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun