Pada abad 9 hingga 14 M ulama besar seperti Imam Zarksi dan Imam Jalal al-Din Siyouthi menyusun karya-karya penting tentang aspek ilmu Al-Qur'an yang lebih dalam. Karya-karya ini akan menjadi referensi bagi generasi mendatang dalam pengembangan ilmu Al-Qur'an. Pada masa ini juga ilmu tafsir berkembang pesat dan bermunculan berbagai cara dan metode yang mencoba menafsirkan makna ayat-ayat Al-Qur'an.
3. Bidang Ilmu Al-Qur'an
Ulum Al-Qur'an meliputi cabang-cabang ilmu yang saling berhubungan dan saling melengkapi dalam pemahaman Al-Qur'an . Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
- Makna Wahyu : ilmu yang mengkaji sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur'an. Alat deduktif memberikan konteks sejarah yang penting untuk memahami latar belakang wahyu.
- Ilmu tajwid : Cabang ilmu yang membahas tentang cara-cara membaca Al-Qur'an yang dikenal para ulama. Pengajian memegang peranan penting dalam menjaga kemurnian Al-Qur'an, meskipun metode pengajiannya berbeda-beda di berbagai daerah.
- Pencabutan dan pencabutan : ilmu yang mempelajari kajian ayat-ayat untuk membatalkan atau menggantikan hukum-hukum yang diturunkan sebelumnya. Hal ini penting untuk memahami dinamika perkembangan hukum Islam.
- Pengetahuan Tafsir: kajian mendalam tentang makna-makna dalam Al-Qur'an. Ilmu tafsir merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan Al-Qur'an yang penting, karena bertugas menjelaskan ayat-ayat yang perlu dijelaskan.
- Ilmu mukjizat dalam Al-Qur'an: ilmu yang mengkaji mukjizat dalam bahasa dan struktur Al-Qur'an. Keindahan bahasa dalam Al-Qur'an merupakan salah satu tanda kenabian Nabi Muhammad SAW dan kebenaran wahyu.
Ilmu Al-Qur'an dan berbagai cabang ilmu tersebut memberikan panduan komprehensif bagi umat Islam untuk memahami pesan Al-Qur'an secara akurat dan tepat.
4. Pentingnya metode hijrah bagi pemahaman ayat-ayat Al-Qur'an
Metode hijrah merupakan salah satu cabang ilmu utama dalam pendidikan kaum Kuru'an, tujuannya adalah untuk memahami permasalahannya. Tentang turunnya beberapa ayat Al-Qur'an. Pengetahuan ini sangat penting, karena Al-Qur'an diturunkan bukan dalam ruang hampa, melainkan dalam konteks sosial, budaya, dan politik. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami hakikat turunnya ayat tersebut dalam penafsiran dan penerapan ajaran Al-Qur'an yang benar.