Mohon tunggu...
Azizah Meirizja
Azizah Meirizja Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis fenomena sosial

Terus berproses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemunculan Tren Bersepeda pada Masyarakat yang Biasa Bersepeda

5 Juli 2021   09:18 Diperbarui: 5 Juli 2021   09:28 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Storey (2009: 1-2), Raymond Williams mengatakan bahwa kata budaya atau culture merupakan salah satu kata yang paling sulit didefinisikan dalam bahasa Inggris. Raymond Williams sendiri menyarankan tiga pengertian yang dapat digunakan untuk mengerti apa yang dimaksud dengan budaya, ketiganya itu adalah:

  • Sebuah proses umum dari intelektual, spiritual dan perkembangan estetika
  • Cara hidup yang khusus baik dari seorang manusia, suatu periode, ataupun suatu kelompok
  • Mengacu kepada karya-karya atau praktik intelektual yang khususnya kegiatan-kegiatan yang bersifat seni

Jika membahas pada poin kedua tentang pengertian budaya yang dijelaskan oleh Raymond Williams, tren bersepeda merupakan sebuah wujud aktivitas atau tindakkan. Wujud Aktivitas atau Tindakan adalah wujud kebudayaan yang berupa tindakan yang berpola dari manusia di dalam suatu masyarakat. Sering juga wujud ini dikatakan sebagai sistem sosial. Wujud ini terjadi karena interaksi manusia dengan manusia lainnya ataupun juga dengan lingkungannya. Sifatnya konkret dan dapat diamati ataupun didokumentasikan.

Jika mengacu pada pernyataan di atas, tren bersepeda yang mencuat pada era pandemi termasuk dalam kebudayaan, meskipun kemunculannya membuat segmentasi dan pengelompokkan kepada mereka yang memiliki uang untuk membeli dan tidak. 

Tren bersepeda ini jelas terjadi karena ada interaksi manusia dengan manusia lainnya dalam komunitas yang mereka miliki, sehingga kita sering melihat mereka secara bersamaan melakukan aktivitasnya. Seperti juga yang dikatakan Raymond Williams tentang pengertian dari budaya, tren bersepeda ini sifatnya konkret dan dapat diamati ataupun didokumentasikan, sehingga tidak sedikit kita melihat unggahan pada segala media digital tentang tren bersepeda ini.

Lantas apakah tren bersepeda hanya terbatas untuk golongan masyarakat tertentu? Kemunculan tren bersepeda yang mahal memang seolah memunculkan dibanyak pemikiran masyarakat bahwa bersepeda hanya untuk beberapa golongan masyarakat tertentu. 

Namun jauh sebelum pandemi Covid-19 tren bersepeda telah ada, seperti; tren bike to work, mereka yang memang menggunakan sepeda untuk segala aktivitas, komunitas sepeda unik seperti lowrider, atau mereka yang mencari pemasukkan menggunakan sepeda. Meskipun terjadi pengelompokkan pada tren bersepeda ini, namun tren bersepeda ini tidak serta-merta menghilangkan kegiatan bersepeda sehari-hari yang telah dilakukan banyak orang.

 

Kesimpulan

Kemunculan tren bersepeda pada era pandemi memunculkan sentimen dan anggapan bahwa bersepeda hanya untuk kelompok tertentu. Tentu ini sangat berlawanan dengan apa yang dikatakan Raymond Williams bahwa kebudayaan tidak tertuju hanya pada kelompok elite. Namun tren ini tentu tidak menghilangkan kebiasaan bersepeda yang sudah ada sebelumnya dari kebudayaan seperti yang dikatakan Raymond Williams, yang bisa dilakukan oleh semua masyarakat, yang dilakukan berulang-ulang, dan masalah remeh-temeh kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka

Barker, Chris. 2004. Cultural Studies: Teori dan Praktik. Bantul: Kreasi Wacana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun