Mohon tunggu...
aziz abdul
aziz abdul Mohon Tunggu... -

MAHASISWA FEUI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Begini Seharusnya Pelajar

31 Desember 2010   17:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:06 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diterima di smp unggulan se-kotamadya, aku bertemu dengan berbagai keistimewaan dari teman, guru hingga sarana sekolah disana. Berbagai fasilitas belajar yang lengkap seperti laboratorium dan alat-alat olahraga dan guru-guru yang kompeten sudah menjadi perangkat wajib penyalur bakat-bakat siswanya. Salah satu murid yang istimewa dan diteladani termasuk olehku ialah Aldi.

Aldi ialah seorang ketua OSIS dengan segudang prestasi di punggungnya. Menurut wali kelasku ia sudah memenangkan berbagai kompetisi akademis dan olahraga sejak tahun pertama belajar. Ia juga aktif di berbagai kegiatan siswa. Mulai dari teater, olahraga, pramuka hingga akhirnya terpilih menjadi siswa nomor satu di sekolah.

Dibalik itu semua, ternyata ia juga pelajar yang sangat mandiri. Setidaknya itulah yang aku tahu dari kakak kelasku sehingga mengundang kekagumanku sang Aldi. Setiap pulang sekolah ia berkeliling kota untuk sekedar “mencari jajan", begitu ia berdalih. Dengan modalnya di kegiatan teater, ia mengamen  di bus kota sepanjang siang.

Suatu ketika, aku bersama teman-teman rohis ingin rihlah menuju depok. Kakak kelasku menangkap sosok tak asing di depan bus. Alih-alih menyanyi, ia malah menceritakan sepenggal episode sinetron semalam. Sinetron gadis konglomerat yang rela dinikahi oleh pemuda idiot sebagai syarat wasiat untuk memperoleh warisan ayahnya. Dengan mimik idiot, Aldi berlaga “maaa, cecep mao kawin nee ama cayang tikaaa” di awal ceritanya. Seperti biasanya pengamen, ia berkeliling menadah “upah” dari penumpang hingga bertegur sapa dengan kami. Ketika ditanyakan peruntukan dana tersebut, dengan tegas ia menjawab "untuk kegiatan OSIS".

Selain itu banyak hal lain yang membuat aku bangga dengan teladan sekolah yang satu ini. Berasal dari keluarga pas-pasan tidak pernah menyurutkan semangatnya untuk berprestasi dan aktif berkontribusi dalam sekolah. Sifatnya yang ramah, rendah hati dan mudah bergaul membuatnya disenangi oleh siapa saja. Kabar terakhir yang kudengar bahwa ia terpilih (lagi) menjadi  ketua OSIS di sma unggulan dengan segudang prestasi seperti di smp dulu.

Oleh: Abdul Aziz (Mahasiswa FE UI)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun