Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang sangat kompleks yang bisa terjadi kepada diri seseorang, proses pembelajaran itu bisa terjadi apabila interaksi antara seseorang dengan lingkunganya itu ada. Oleh karena itu belajar itu dapat terjadi kapanpun dan dimanapun saja. Salah satu pertanda jika seseorang itu telah belajar yaitu karena adanya sikap perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang bisa disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya. Apabila proses pembelajaran itu bisa diadakan secara formal di lingkungan sekolah, maksud dari terjadinya perubahan itu yaitu lebih bisa mengarahkan kepada perubahan pada diri anak dan juga bisa disesuaikan kedalam aspek yang tergolong menjadi 3 aspek yaitu antara lain : pengetahuan, dan keterampilanya  maupun sikap.
     Adapula upaya untuk bisa memahami dalam kegiatan pembelajaran yaitu adanya kebijaksanaan tradisional, dimana kebiasaan tradisional tersebut yang biasanya didasarkan kepada pengalaman dan juga bisa melalui filsafat seperti idealisme. Di dalam tahapan perkembangan ini teori belajar itu lebih mendekatkan kepada psikologi, dimana teori belajar yang lebih mendekatkan kepada psikologi itu yang fokus atau memperhatikan kepada proses mental anak. Disis lainya psikologi ini ingin sekali untuk bisa mengembangkan ilmunya namun disiplin itu masih belum memiliki metode secara dan yang pasti.Â
     Disinilah asal mula lahirnya behaviorisme dengan tokohnya yang bernama John B. Watson. Beliau mengusulkan bahwa studi umum itu bisa menyatukan psikologi yaitu yang berasal dari studi perilaku/behavior. Kemudian selama 30 tahun lamanya behaviorisme itu dianggap sebagai aliran di dalam ilmu psikologi yang menjadi sangat dominan. Dalam tahapan selanjutnya itu muncul beberapa dari aliran psikologi yang membahas tentang perilaku manusia di dalam kegiatan pembelajaran.Â
     Aliran dalam teori pembelajaran yang membahas tentang teori psikologi sebagai landasan dasar pengembangan  teori-teori belajar, dimana teori pembelajaran tersebut dapat digolongkan menjadi 5 aliran yang biasanya dianggap besar dan lebih  dominan untuk memenuhi kegiatan praktek pembelajaran yaitu sebagai berikut : behavioristik, Kognitifistik, Humanistik, Kontruktivistik, dan Cybernetik. Ada beberapa yang  dapat  dijelaskan dari kegiatan praktek pembelajaran ini yang terbagi menjadi 5 bagian ini yaitu antara lain : behavioristik, Kognitifistik, Humanistik, Kontruktivistik, dan Cybernetik.Â
1. Aliran behavioristikÂ
pembelajaran menurut pandangan aliran behavioristik pada hakikatnya yaitu dari pembentukan asosiasi terhadap kesan yang ditangkap oleh panca indera dengan kecenderungan untuk bisa melakukan  atau berhubungan antara stimulus dan respon.Â
Oleh karena itu teroi pembelajaran ini dapat dikenal sebagai teori stimulus-respon dimana dalam teori pembelajaran yang biasa dikenal sebagai stimulus-respon ini mempunyai upaya untuk bisa membentuk hubungan stimulus dan respon sebanyak mungkin. Teori-teori belajar yang dapat dikategorikan ke dalam teori behavioristik yaitu antara lain : koneksionisme atau biasa dikenal sebagai Thorndike, classical conditioning atau biasa dikenal sebagai  Pavlop, operant conditioning atau lebih dikenal sebagai Skinner.Â
2. Aliran kognitifÂ
pembelajaran menurut pandangan aliran kognitif ini lebih menekankan kepada proses belajarnya yang dapat dilakukan secara individu. Belajar yaitu adanya perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak terlalu bisa terlihat sebagai tingkah laku secara nyata. Belajar ini juga bisa dibilang sebagai suatu proses internal yang membahas tentang ingatan, retensi, pengolahan informasi dan aspek kejiwaan lainnya. Belajar menurut teori pembelajaran dari aliran kognitif ini adalah kegiatan yang melibatkan ke dalam proses berfikir secara kompleks.Â
3. Aliran humanistikÂ
pembelajaran menurut pandangan aliran humanistik yaitu lebih memandang ke proses pembelajaran yang harus berhulu dan bermuara kepada manusia itu sendiri. Menurut teori dari aliran humanistik ini yaitu dengan adanya tujuan pembelajaran dimana fungsi dari tujuan pembelajaran tersebut yaitu untuk memanusiakan manusia. Dari proses pembelajaran yang dianggap berhasil jika anak tersebut telah memahami lingkunganya dengan dirinya sendiri.Â