Mohon tunggu...
Munawar Aziz
Munawar Aziz Mohon Tunggu... profesional -

Kepada Matahari yang menyinari bumi, kepada bulan dan bintang yang menerangi kegelapan, kepada hamba-hamba yang tunduk dan patuh pada Yang Maha Kuasa, berbuat baiklah, sebesar apa pun kita bisa lakukan... \r\n\r\n"Be The Best with Practice", BEST PRACTICE. www.akucintamenulis.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tuhan Tidak Meninggalkan mu..... (sebuah kisah nyata)

1 Desember 2011   10:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:57 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu telp selulerku berdering, sebuah nomor yang tidak kukenal. Biasanya aku malas mengangkatnya. Aku tidak suka dengan telp yang tidak dikenal bila tidak memberi tahu dahulu lewat SMS. Suara yang tidak kukenal menyapaku, kemudian terdiam. Hanya satu kalimat yang dia sampaikan, ingin bertemu dengan ku... Dia tak menjawab ketika kutanya darimana sumber nomor telp ku. Aku tak mau bertemu dengan seseorang yang belum kukenal. Namun dia menangis, dan kurasakan beban berat yang di pikulnya. Akhirnya aku bersedia bertemu setelah dia sampaikan mendapat nomor telp saya dari facebook. Sungguh terkejut seseorang yang kutemui.... Ternyata aku mengenal dia. Seorang wanita yang dulunya aku kenal tegar dan baik hati... Tapi... tapi sekarang badannya habis... kurus dan kering... sakit apa? Dia tak menjawab hanya menangis saja... barulah dia memulai ceritanya... "Aku postif AIDS" katanya lirih dengan diiringi air mata. "Kamu orang pertama yang saya beri tahu" Oh my God! Aku lunglai tak bisa berkata apa-apa lagi... Aku benar-benar kaget dan tidak percaya... Selama ini HIV dan AIDS ku pikir hanya sebuah dongeng dan berita di TV dan surat kabar. Benarkan kini aku menghadapi kenyataan yang sesungguhnya?.... Teruslah dia bercerita sambil menangis. Beberapa kali ingin mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, namun upaya itu sia-sia... Sungguh tak menyangka dan mengira sebuah jarum suntik beberapa tahun yang lalu akhirnya mengakhiri masa depannya, merobek kebahagiaan bersama keluarga yang dicinta. Mimpi buruk yang luar biasa. Tapi kukatakan itu bukan akhir dari segalanya. Karena Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, yang tetap mendampinginya. Hari demi hari dilalui dan dijalaninya, sementara tubuh mulai kurus dan kering. Beberapa penyakit mulai menghinggapi, sebagai dampak menurunnya kekebalan tubuh. Bersyukurlah masih diberi waktu untuk berbenah diri, berbuat baik lebih banyak, sungguh Tuhan sayang pada hambanya, dan takkan pernah meninggalkannya... mari berbuat amal lebih banyak lagi. Kematian hanya sebuah gerbang, siapkah kita menghadapinya. Setiap orang akan melaluinya... mungkin sekarang, esok, atau lusa... Sahabatku.... terus bertahan... tetap semangat... berbagilah cerita dan beban bersamaku... sungguh engkau tak sendiri, bersamaku disini dan Tuhan diatas sana.... Kupeluk tubuhnya untuk memberi energy yang kumiliki, dia pun menangis. Aku buktikan bahwa aku tidak takut dan dia menjadi sahabat baikku.... Tuhan, sayangilah dia dan keluarganya.... Amin Kisah ini nyata, hati-hati dengan jarum suntik narkoba dan pergaulan bebas! Jakarta, 1 Desember 2011 (Hari AIDS sedunia) sumber gambar: Google Picture

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun