Mohon tunggu...
Aziz Abdul Ngashim
Aziz Abdul Ngashim Mohon Tunggu... Administrasi - pembaca tanda dan angka

suka dunia jurnalistik, sosial media strategy, kampanye media sosial, internet marketing. sisanya nulis buat enjoy aja. smile

Selanjutnya

Tutup

Healthy

ada maag menjelang berbuka

7 Agustus 2011   16:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:00 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

ada yang unik dari "kultum" alias kuliah tujuh menit, walau realisasi sebenarnya lebih dari 15 menit, sang penceramah menerangkan fungsi berpuasa di tinjau dari segi medis. agak sedikit unik sih, pertama karena memang saya juga sudah bosen dengan ceramah yang itu lagi itu lagi, maksudnya selalu berhubungan dengan sorga dan neraka. memang kewajiban puasa tidak ada hubungannya dengan asumsi dan perkiraan medis secara langsung, toh isi ceramah tadi lumayan membuka cakrawala saya lebih luas, dimana memandang puasa dari segala sisi. termasuk dari sisi medis dan kesehatan.

ada banyak hal sebenarnya yang di jabarkan, seperti ada penelitian yang katanya perut sebaiknya istirahat selama satu bulan dari 12 bulan dalam satu tahun, atau puasa sebenarnya memberi kesempatan pada lambung untuk istirahat dari pekerjaan frontalnya setiap hari yang kadang tak terkontrol, ada juga pembahasan bahwa puasa membuat kita menjadi lebih stabil dan terjadwal saat makan, tidak seperti hari biasa yang kadang semuanya alias kalau lapar, tapi kalau puasa benar-benar terjadwal yaitu pada saat buka dan sahur. namun di luar pembahasan itu ada pertanyaan unik dari seorang bapak-bapak, dia bekerja sebagai pegawai di salah satu bank BUMN. di sesi tanya jawab, bapak itu bertanya soal kondisi kesehatannya yang memiliki penyakit mag lumayan akut dari sejak muda. mungkin semacam penyakit bawaan. beliau bertanya apa puasa di bulan ramadhan dapat berpengaruh pada kondisi lambungnya. salah satu buktinya dari 7 hari masa puasa berjalan dia sudah dua kali kena serangan mag, dan 1 hari puasanya harus gagal karena perutnya sempat melilit dan sampai mual-mual.

di tengah diskusi serius soal pengaruh puasa pada kambuhnya penyakit mag itu tiba-tiba, ada bapak-bapak di pojok belakang dekat pintu nyeletuk "makanya minum promag pak", dengan suara keras yang di sambut gelak tawa cair dari peserta majelis. saya kemudian terfikir apa sudah begitu mendarah dagingnya promag di indonesia hingga saat dengar kata penyakit mag orang pasti inget dengan obat yang bernuansa hijau bernama promag. saya melihat sisi lain dari gelak tawa itu, makana tersiratnya adalah sebuah ledekan kepada sang penderita mag (bapak yang bertanya tadi) "masa kamu ga tau kalau sakit mag ya promag?". tentu saja saya membaca mimik dari bapak itu "saya juga tau" mungkin begitu jawabnya. tapi masalahnya bukan disitu, penyakit mag-nya yang akut sudah di tangani dokter alias dalam 5 tahun terakhir "hidup" dari resep dokter yang membuatnya juga mulai agak bosan minum obat. begitu kira makna curhatnya yang saya tangkap.

saat mulai mereda sang penceramah tadi angkat bicara, latar belakang penceramah yang seorang dokter memang membuat isi dari ceramah tentang kesehatan terasa lebih berbobot. jawaban beliau sederhana, pertama, menyarankan untuk mengurangi secara bertahap obat resep dokter yang biasa dia dapatkan dan makan teratur dalam berpuasa. alasannya karena menurut sang penceramah yang juga dokter itu ada dua, pertama obat sebenarnya adalah racun, artinya racun untuk membunuh virus yang berupa penyakit, jika terlalu banyak racun bisa-bisa justru membunuh jaringan dan sel dalam tubuh itu sendiri. kedua sebenarnya tubuh sudah punya sistem proteksi diri walau dalam situasi tertentu butuh sokongan dari luar obat dalam hal ini.

kesimpulan dari jawaban penceramah tadi yang coba saya tangkap dari keterbatasan memori dan pengetahun saya di bidang medis yaitu, tubuh punya sistem proteksi sendiri terhadap penyakit dan dalam kondisi dan keadaan tertentu tetap membutuhkan bantuan luar seperti obat. dalam kasus bapak tadi obat menjadi solusi, namun resep dokter yang berlebihan selama 5 tahun sebenarnya bisa dianggap keterlaluan, artinya jika seseorang pusing dalam keadaan tertentu dia cukup aspirin, porsi aspirin yang berlebihan membuat dia justru menjadi "pecandu" bukannya malah membuat sehat tapi tambah sakit. begitu juga dengan perut dalam hal ini mag, antasida cukup berfungsi untuk mencegah dan mengobati mag, konsumsi antasida berlebihan karena ketakutan kambuh justru berbahaya.

lanjut penceramah yang juga dokter klinik itu, resep dokter tidak salah, tapi ketakutan bapak tadi akan mag membuatnya terkadang berlebihan dalam konsumsi antasida. saran dari penceramah itu adalah untuk mengurangi sedikit demi sedikit antasida yang di konsumsi, untuk mencegah "kecanduan". saya merasa hari ini seperti kuliah kesehatan di banding ceramah tentang agama, namun cukup membuka wawasan saya.  saran itu diterima sang "pasien" sekaligus jamaah, pertanyaan menjadi berantai ketika soal promag yang membuat gelak tawa tadi. ada pertanyaan lanjutan "bagaimana dengan obat warung seperti promag tadi?" jawaban penceramah juga cukup santai, beliau menjawab bahwa obat warung bisa digunakan sebagai pencegah dan "pertolongan pertama" alias sebagai solusi awal karena jika sudah mulai akut sebaiknya di bawa ke dokter. keunggulan obat seperti promag bisa diminum tanpa resep dokter artinya lebih fleksibel, bahakan kalau tidak salah promag mengandung Hydrotalcite (bener ga ya tulisannya), saya agak tidak mengerti tapi yang pasti itu salah satu obat unggul dalam soal lambung.

apa yang didapat dari ceramah menjelang berbuka tadi memang lebih terkesan sebagai diskusi medis, gara-gara ada orang bertanya tentang maag, namun itu menambah wawasan saya akan dunia kesehatan dan akulturasinya dengan agama, dalam hal ini puasa dan maag. kedua saya melihat bagaimana obat magg seperti promag memang sudah sangat mendarah daging dalam dikalangan masyarakat bawah sampai masyarakat atas seperti dokter. kalau ingat maag ingatan kita pertama kali tertuju pada obat maag bernama promag.  obat yang sudah menemani masyarakat indonesia selama 40 tahun ini memang susah cari lawan tanding, karena promag tidak hanya "bertarung" dalam tataran wacana tapi juga kualitas, kualitas dan kepercayaan inilah yang terjaga sampai 4 dekade.  memang promag ahlinya kalau soal urusan lambung, percayalah, 40 tahun adalah jaminan akan kualitas yang terpercaya di masyarakat. setidaknya wajah dari jamaah di majelis tadi memberi gambaran itu, kalau kena maag ya ingat promag.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun