Mohon tunggu...
Aziz Abdul Ngashim
Aziz Abdul Ngashim Mohon Tunggu... Administrasi - pembaca tanda dan angka

suka dunia jurnalistik, sosial media strategy, kampanye media sosial, internet marketing. sisanya nulis buat enjoy aja. smile

Selanjutnya

Tutup

Humor

sedikit catatan iseng di hari jumat

22 Juli 2011   15:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:28 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kompasiana adalah sebuah CJ, saya mau menuliskannya dalam bahasa inggirs, tapi takut salah, jadi saya singkat saja jadi CJ. dalam bahasa indonesia jadi jurnalisme warga. saya tak tau apa artinya itu. sudahlah saya juga tak mau membahas blog keroyokan bertabur hadiah ini. tulisan ini juga bukan tulisan penting. hanya sekedari iseng karena sudah 2 minggu di bulan juli tak ada tulisan. sekian saja tulisan ini saya tulis. tapi sepertinya terlalu singkat, karena rasanya tulisan singkat tidak masuk  "lampu tinggi" ah saya mau menuliskannya dalam bahasa inggris tapi takut salah tulis. siapa tau saya beruntung tulisan ini masuk "garis kepala" saya juga tidak tau bagaimana menuliskannya dalam bahasa inggris. tentu lebih beruntung jika tulisan ini suatu saat nantii masuk sisipan kompas yang baru bernama "beku" itu.

ah sudahlah jangan terlalu banyak membicarakan kompasiana. beberapa orang yang saya kenal dalam dunia blog sudah banyak yang jadi penulis buku. dari yang tulisannya diterbitkan sebuah penerbit sampai yang mencoba menerbitkan secara indie, sebagian lagi lewat fasilitas penerbitan cepat di sebuah website. beberapa diantaranya mulai menurunkan intensitas menulisnya di blog, mungkin sudah kehabisan ide atau sibuk promo, atau bahkan sudah ga minat lagi memberi bacaan gratisan karena tulisannya sudah memiliki label harga dalam lembaran kertas.

pernah bertanya kenapa seseorang menulis buku, saya tidak pernah bertanya walaupun saya sering bertemu teman yang menulis buku hingga beberapa penulis terkenal yang melakukan bedah buku miliknya. saya hanya mencoba menebak saja, mungkin sebagian karena memang itu jalan hidup dan sebuah pekerjaannya, atau bisa jadi itu untuk sebuah eksistensi diri, sebagian sebagai pekerjaan sampingan saja, atau hanya sekedar iseng berhadiah. tapi kebanyakan banyak yang sok merendahkan diri, ah begitu, sedikit orang yang  jujur menerbitkan buku untuk sebagai eksistensi diri.

lalu apa saya ingin menerbitkan buku? ah tentu saja, seperti orang yang hobi dan suka menyanyi tentu suatu saat iya punya mimpi untuk memiliki album sendiri, begitu juga dengan hobi menulis, saya punya mimpi tulisan saya terkumpul dalam lembaran-lembaran eksemplar yang tampil menawan di rak toko buku, ups... tidak tidak saya kan bangga jika buku saya terpampang kucel dan rusak lembarannya di perpustakaan-perpustakaan kecil di plosok-plosok desa. apa saya kan menjulanya, oh yes tentu saja uang selalu ada urutan 5 besar alasan kehadiran sebuah buku, maka tentu saja kita bisa meg amiin-i perkataan seorang penulis fenomenal dari daratan eropa bernama virginia woolf, "Writing is like sex. First you do it for love, then you do it for your friends, and then you do it for money." pertama karena anda suka, setelah itu karena uang,  apa anda setuju? kalau tidak tanyakan kepada mereka yang sudah meraup rupiah dari tulisannya.

kehidupan virginia yang sepertinya nyaris sempurna sebagai seorang penulis perempuan berakhir tragis si sebuah sungai di eropa, dia bunuh diri dengan menenggelamkan diri. oke saya tidak akan membahas tentang tokoh wanita yang sangat penting dalam catatan historis dunia sastra inggris ini. kembali ke saya, sudah baca buku hari ini? jika sudah apa yang anda dapatkan dari sebuah buku? tidak usah di jawab itu hanya pertanyaan iseng saja. jika saya menulis buku, saya ada dua alasan besar pertama tentu saja sebagai sebuah eksistensi dan kedua uang. ah egois, ey kenapa saya saya jadi membicarakan buku? ah sudahlah. saya hentikan tulisan iseng saya sampai disini.

ups... sepertinya jari saya masih menari, belum mau berhenti, apa yang asik ya buat di tulis, tentang para jurnalis yang sok tau dan  sok pintar, atau deretan pengamat hebat di negeri ini? hem..... bagaimana kalau soal pengadilan yang berpindah dari ruang sidang ke talkshow di televisi? hahahhaaha sudahlah tulisan saya semakin tidak jelas, kacau dan tidak bermanfaat sama sekali. saya sedang kacau, tiba-tiba di akhir saat tidak jadi naik gunung karena harus tampil main teater di acara hari anak nasional bersama anak-anak penderita kanker darah. sedikit curhat ya... hahahah ga pa2 lah, saya tentu tidak boleh egois, dalam mengambil keputusan. bisa saja saya dengan "kasar" memutuskan tidak ikut teater walau saya sudah latian demi kesenangan pribadi saya untuk naik gunung di hari sabtu. atau tentu saja saya bisa egois memutuskan dan memaksa berangkatnya hari minggu bukan sabtu, namun saya akan jadi manusia egois yang mementingkan kesenangan sendiri. di saat inilah sebenarnya keputusan harus diambil, saya tetap main teater untuk hari anak nasional dan saya tidak jadi naik gunung. deal masalah selesai, walaupun saya agak kaget waktu kabar naik gunung dipercepat jadi hari sabtu. ah sudahlah, masih ada lain hari.... setidaknya jika Tuhan memberi saya waktu hidup lebih lama. siapa tau setelah menulis tulisan ini saya terkapar di jalan raya dan izrail datang menyapa. oke saya akhiri curhat saya di paragraf yang paling panjang pada tulisan ini. hahhahahaha... oke,,,, kita ganti topik ups... apa topik mau di ganti, oke ganti selamet saja...

saya masih minta nih buat nulis, nulis apa ya... hemmm.....

bagaimana kalau menulis yang agak puitis, ah saya tidak pandai berpuisi, pada dasarnya memang saya tidak pandai apa-apa, begitulah saya, begitu adanya. oke kata-kata puitis sebaiknya di kensel ya. sepertinya saya kehilangan ide di akhir tulisan ini.

mendekati ramadhan saya merasa ini ramadhan terakhir saya, setidaknya kondisi tubuh saya menunjukan tanda-tanda demikian. saya tidak akan bercerita lebih jauh soal apa yang saya rasakan tapi saraf motorik saya mengirim sinyal jelas tentang bagaimana kondisi tubuh yang terlihat sok gagah dan perkasa. seperti kematian yang berada di ujung cerita, di akhir keisengan saya malam ini saya kan bicara soal kematian, tenang saya bukan seorang yang terobsesi akan kematian seperti sadeq hedayat, walaupun saya termasuk penikmat bukunya "the blind owl"  buku yang dianggap sastra terpenting dalam sejarah literasi persi. saya juga tidak akan membicaraka kematian ernest hamingway, seorang peraih nobel bidang sastra yang menembak kepalanya sendiri dengan pistol, ah ini juga bukan tentang kematian virginia wolf yang kata-katanya saya kutip di atas.

ini tentang kematian seseorang, anda tau bagaimana negeri ini menghormati kematian soeharto, seorang yang dianggap diktator dan paling korup di negeri ini, cara anda mati dan bagaimana mayat anda diperlakukan sama sekali tak penting. ada seorang yang baik dan taat tewas di jalan raya kemudian di sumpah serapahi warga, ada seorang penjahat diiringi ribuan pengiring dan hujan tangisan.

anda tahu nabi muhammad? pasti tahu, beliau dikuburkan pada malam hari dengan hanya ditemani 5 orang, istri, anak, menantu dan 2 orang saudara lainnya. anaknya fatimah saat meninggal hanya diketemukan asma pembantunya, saat fatimmah azzahra terbujur kaku di lantai kamarnya, dan husain bin ali cucu rosul lebih mengenaskan wafat dengan kepala terpenggal dalam sebuah perang perebutan kekuasaan di pedang milik ubaidillah. seorang imam mazhab fiqih wafat mengenaskan juga di dalam penjara atas sebuah keyakinan akan tafsir fiqih yang beliau pegang.

begitulah kematian, batas antara mati dan hidup hanyalah sedetakan jantung saja namun begitu rumit untuk difahami. Andai saja kita semua punya cukup waktu dalam hidup untuk memahami kematian.Tapi waktu tidak pernah cukup untuk menjawab semua pertanyaan. apa yang terjadi pada saya tak kan jauh beda, saat kematian itu tiba dan membuat sebuah perpisahan paling nyata dengan dunia, maka saya bukalah apa-apa, hanya seonggok tubuh tak berdaya tanpa nyawa tanpa jiwa. saat itulah saya tak kan lagi berdaya, hanya seonggk bangkai yang menerima apa saja yang dilakukan terhadap tubuh saya, hingga dikubur kemudian menjadi makanan cacing tanah.

perlu lebih dari satu putaran waktu untuk menyadarkan saya bahwa batas antara mati dan hidup begitu tipis, begitu sederhana namun sangat sulit unutk dicerna.bisa saja, seseorang yang biasa bersanda gurau sehari-hari namun tiba-tiba meninggal, sangat aneh rasanya merasakan situasi yang berbeda, orang-orang yang biasanya ada dan berbincang bersama kemudian pergi untuk selamanya, sebuah perpisahan yang terkadang tak pernah dirasakan pertandanya dan tanpa ucapan kata-kata.

sekian.... sekedar tulisan di bulan juli, siapa tahu kemarin ulang tahun terakhir saya, kemarin juni terakhir saya, kemarin rajab terakhir saya, ini tulisan terakhir saya,ini juli terakhir saya, ini syaban terakhir saya, esok puasa terakhir saya, esok ramadhan terakhir saya esok agustus terakhir saya....

tulisan ini terlalu panjang untuk ukuran blog, sebagian besar dari anda mungkin malas membacanya .... kebetulan saya suka menulis tengah malam, salah satunya karena tulisan saya jelek, dan tidak dibaca oleh banyak orang,,, malu hehhehhe......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun