begitulah kematian, batas antara mati dan hidup hanyalah sedetakan jantung saja namun begitu rumit untuk difahami. Andai saja kita semua punya cukup waktu dalam hidup untuk memahami kematian.Tapi waktu tidak pernah cukup untuk menjawab semua pertanyaan. apa yang terjadi pada saya tak kan jauh beda, saat kematian itu tiba dan membuat sebuah perpisahan paling nyata dengan dunia, maka saya bukalah apa-apa, hanya seonggok tubuh tak berdaya tanpa nyawa tanpa jiwa. saat itulah saya tak kan lagi berdaya, hanya seonggk bangkai yang menerima apa saja yang dilakukan terhadap tubuh saya, hingga dikubur kemudian menjadi makanan cacing tanah.
perlu lebih dari satu putaran waktu untuk menyadarkan saya bahwa batas antara mati dan hidup begitu tipis, begitu sederhana namun sangat sulit unutk dicerna.bisa saja, seseorang yang biasa bersanda gurau sehari-hari namun tiba-tiba meninggal, sangat aneh rasanya merasakan situasi yang berbeda, orang-orang yang biasanya ada dan berbincang bersama kemudian pergi untuk selamanya, sebuah perpisahan yang terkadang tak pernah dirasakan pertandanya dan tanpa ucapan kata-kata.
sekian.... sekedar tulisan di bulan juli, siapa tahu kemarin ulang tahun terakhir saya, kemarin juni terakhir saya, kemarin rajab terakhir saya, ini tulisan terakhir saya,ini juli terakhir saya, ini syaban terakhir saya, esok puasa terakhir saya, esok ramadhan terakhir saya esok agustus terakhir saya....
tulisan ini terlalu panjang untuk ukuran blog, sebagian besar dari anda mungkin malas membacanya .... kebetulan saya suka menulis tengah malam, salah satunya karena tulisan saya jelek, dan tidak dibaca oleh banyak orang,,, malu hehhehhe......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H